Monday, September 4, 2017

BERAS (BEHAS)



BERAS (BEHAS)

Dalam Bahasa Sangiang, Beras (behas) disebut dengan nama “BEHAS MANYANGEN TINGANG”; pemakaian behas berdasarkan methologi AGAMA KAHARINGAN, bahwa pada masa penciptaan alam semesta, RANYING HATALLA LANGIT menciptakan beras untuk menjaga kelangsungan hidup RAJA BUNU yang menjadi asal mulat Umat Manusia di dunia ini dan kelangsungan hubungan dengan RANYING HATALLA LANGIT. Dari methologi tersebut Umat KAHARINGAN yang merupakan keturunan RAJA BUNU mayakini bahwa didalam Beras itu telah terkandung kekuasaan RANYING HATALLA LANGIT sehingga menjadi sarana yang menghubungi manusia dengan RANYING HATALLA LANGIT. Terbukti, bahwa penggunaannya dalam ayat suci Manawur yang berbunyi: “Balang Bitim jadi Isi, Hampuli Balitam jadi Daha, Dia Balang Bitim Injamku akan Duhung Luang Rawei Pantai Danum Kalunen, Isen Hampuli Balitam Bunu Bamban Panyaruhan Tisui Luwuk Kampungan Bunu”, yang artinya : Behas Manyangen Tingang adalah bukan saja sebagai kelangsungan hidup manusia, ia juga sebagai perantara dengan Yang Maha Kuasa RANYING HATALLA LANGIT serta sebagai perantara pula antara manusia dengan para Leluhur.
Sumber : Talatah Basarah, Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kabupaten Pulang Pisau ( MDAHK.PP)

1 comment: