sintungtelu.blogspot.co.id – Parade Cinta
Tanah Air (PCTA) lomba diskusi/uji argument tingkat SLTA Sederajat dan
Pengguruan Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah yang rutin diadakan dalam setiap
tahunnya, kini kembali digelar pada tanggal 18-19 Juli 2017 di kantor Kesatuan
Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jl. Diponegoro Palangka Raya yang di gagas oleh
Kementerian Pertahanan RI bekerjasama dengan Korem 102/PJG, Pemerintah Provinsi
dan Kota.
Kegiatan yang
dilaksanakan selama dua hari sebagai wahana mengasah bakat dan menambah wawasan
kebangsaan mengambil tema “Dengan
Semangat Bela Negara Generasi Muda Mampu Mengatasi Pengaruh Redikalisme, Terorisme, dan Pengaruh Negatif Media Serta Bahaya Nerkoba” diikuti oleh 30 Tim dari perguruan tinggi yang setiap tim terdiri dari 2 orang, kegiatan ini
pun pada hari pertama diperutuhkan untuk tingkatan SLTA Sederahat dan hari kedua di khusus untuk kalangan Mahasiswa.
Kegiatan PCTA
pun resmi berakhir Selasa, (19/7/17) dengan mengumunkan sebanyak 3 tim dari
tingkat perguruan tinggi sebagai pemenang lomba, dari hasil penilaian dewan juri
diumumkan yang menjadi juara 1 dan 2 adalah tim perwakilan dari Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya (UMP) dan memunculkan tim dari Sekolah Tinggi Agama
Hindu Negeri (STAHN) TP Palangka Raya sebagai juara 3 dari tim Pasangan Adiasah
dan Nacha Riani.
Salah satu
mahasiswa STAHN TP Palangka Raya Mega Riska yang mengikuti lomba PCTA mengatakan,
“walau bersama rekan tim saya Pendri tidak mendapat juara, setidaknya kegiatan
ini memberikan pengalaman bagi kami selaku mahasiswa untuk menambah pengetahuan
akan Cinta Tanah Air dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri dan melatih
kami untuk berargumen dihadapan orang banyak”
Ucapnya.
Mahasiswa
tersebut juga menambahkan bahwa perwakilan dari kampus mereka yang mengikuti PCTA
ini sebanyak 4 Tim, dia mengatakan “tetap bersyukur dan sangat senang salah
satu dari tim sudah mampu membawa nama kampus menjadi juara tiga dari beberapa
tim yang mengikuti lomba” tutup mahasiswa Jurusan Pendidikan Hindu tersebut
saat ditanya sore hari di Kesbangpol (19/7/17).
Melihat pemberitaan
dewasa ini, terutama dimedia sosial banyak pemberitaan dan informasi yang
meresesahkan nilai-nilai Khebinekaan yang ada sehingga berdampak negatif bagi
masyarakat dari pernyataan yang mengandung provokatif, fitnah dan bahasa-bahasa
yang digunakan tidak mencerminkan persatuan dan kesetuan, sehingga gerakan
kegiatan seperti ini sangat penting bagi komponen bangsa terkhususnya para
generasi muda. (RAI)
No comments:
Post a Comment