1. Pendekatan
Individu
Setiap
anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda dari satu anak didik dengan
anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi belajar harus memperhatikan perbedaan anak didik.
Ini berarti bahwa anak didik diharapkan mampu mencapai tingkat penguasaan
optimal. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi
kepentingan pengajaran.
Pengelolaan
kelas sangat memerlukan pendekatan individual. Pemilihan metode tidak begitu
saja mengabaikan kegunaan pendekatan individu, sehingga guru selalu melakukan
pendekatan individu dalam melaksanakan tugasnya. Persoalan kesulitan belajar
anak lebih mudah dipecahkan dengan pendekatan individu, walaupun suatu saat
pendekatan kelompok juga diperlukan.
Contoh
khusus yang bisa diatasi dengan pendekatan individual, yaitu jika anak yang
suka berbicara, maka anak itu harus dipisahkan dan dikumpulkan dengan kelompok
anak yang pendiam.
2. Pendekatan
Kelompok
Pendekatan kelompok memang kadang-kadang
diperlukan dan perlu digunakan. Hal ini dikarenakan anak didik adalah jenis
makhluk yang berkecenderung hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, rasa
sosial anak didik mampu dikembangkan. Merasa sdar bahwa hidup ini saling
bergantung satu sama lain. Tidak ada mahkluk hidup yang terus menerus berdiri
sendiri tanpa keterlibatan mahkluk hidup lain. Anak didik yang dibiasakan hidup
bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya memiliki
kekurangan dan kelebihan, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain.
Persaingan positif pun terjadi di kelas untuk mencapai prestasi yang optimal.
Dengan begitu, anak didik bisa diharapkan lebih aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru ingin menggunakan pendekatan
kelompok, guru harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentagan dengan
tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode intelektual, dan aspek psikologis.
Keakraban kelompok ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Perasaan
diterima/disukai teman-teman
b. Tarikan
kelompok
c. Teknik
pengelompokan oleh guru
d. Partisipasi/keterlibatan
dalam kelompok
e. Penerimaan
tujuan kelompok dan persetujuan tentang cara mencapainya
Adapun
struktur dan sifat-sifat kelompok, yakni :
a. Suatu
multipersionalia denga tingkat keakraban tertentu
b. Suatu
sistem interaksi
c. Suatu
organisasi atau struktur
d. Suatu
motif tertentu atau tujuan bersama
e. Suatu
kekuatan atau standar perilaku tertentu
f. Pola
perilaku yang dapat di observasi, yang disebut kepribadian
Akhirnya, guru dapat
memanfaatkan pendekatan kelompok demi kepentingan pengelolaan pengajaran, pada
umumnya, dan khususnya, pengelolaan kelas.
3. Pendekatan
Bervariasi
Ketia
guru dihadapkan pada permasalahan anak didik, mau tidak mau guru akan berhadap dengan
permasalahan anak didik yang
bervariasi. Pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat memakai pendekatan
variasi. Pendekatan berveriasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang
dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Khusus yang
biasanya muncul dalam pembelajaran dengan berbagai motif, sehingga ini
memerlukan veriasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Pendekatan berveriasi
ini dapat dijadikan sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan
pengajaran.
4. Pendekatan
Edukatif
Dalam
pendidikan, guru dianggap kurang arif dan bijak sana bila menggunakan
kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak didik. Pendekatanan yang benar bagi guru adalah dengan
melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan guru yang
dilakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan agar anak didik menghargai
norma hukum, susila, moral, social, dan agama. Kewibawaan guru yang mungkin
dirasakan mulai memudar sekarang ini bayak terlibat dan tetap melekat pada
pribadi guru. Sekaranglah saatnya untuk mengedepankan pendidikan kepribadian
kepada anak didik, bukan hanya pendidikan intelektual serta keterampilan semata
sebab itu akan menyebabkan hanya tumbuh dan berkembang sebagai orang intelektual/ilmuwan
yang berpribadi kering. Semua pendekatan yang dilakukan guru harus bernilai
edukatif sesuai dengan tujuan mendidik.
5. Pendekatan
Pengalaman
Pengalaman
adalah guru terbaik, pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari
oleh siapa pun. Belajar dari pengalaman lebih baik dari sekedar bicara, dan
tidak pernah berbuat sama sekali. Pengalaman tidak semua bersifat mendidik.
Ciri pengalaman edukatif adalah berpuasat pada suatu tujuan yang berarti bagi
anak (meaningful), kontinu dengan
kehidupan anak, berinteraksi dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.
6. Pendekatan
Pembiasaan
Pembiasaan
adalah alat pendidikan. Pembiasan yang baik akan membentuk sosok manusia yang
berkepribadian baik dan sebaliknya. Menanamkan kebiasaan tidak mudah, tetapi
sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk mengubahnya. Pendidikan
kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan dijadikan sebagai pendekatan
pembiasaa. Untuk itu, metode yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan
pembiasaan adalah metode latihan (drill),
pelaksanaan tugas, dan pengalaman langsung di lapangan.
7. Pendekatan
Emosional
Emosional
adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan
perasaan. Emosi adalah suatu yang peka. Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan
emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan
dan pengajaran. Pendekatan emosional adalah suatu usaha untuk menggugah
perasaan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati sesuatu. Metode
mangajar yang dipertimbangkan dalam pendekatan emosional adalah metode ceramah,
cerita, dan sosiodrama.
8. Pendekatan
Rasional
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempuran. Perbedaan pada makhluk lain
terletak pada akal manusia. Kekuatan akal manusia dapat membedakan mana
perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana yang benar, dan mana
yang dusta. Dalam dunia pendidikan, anak didik harus menggunakan akan untuk
berpikir dari abstrak-konkret. Usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana
memberikan peran kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima ilmu
pengatahuan. Karena keampuhan akal (rasio) itulah,”pendekatan rasional”
dijadikan sebagai pendekatan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Oleh karena itu, metode mengajar yang perlu dipertimbangkan dalam
pendekatan rasional adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja
kelompok, latihan, dan pemberian tugas.
9. Pendekatan
Fungsional
Ilmu
pengatahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukan hanya sekedar pengisi
otak. Tetapi diharapkan berguna dan dimanfaatkan oleh anak dalam kehidupan
sehari-hari. Metode belajar yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan
fungsional adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan
demontrasi.
10. Pendekatan
Keagamaan
Suatu
mata pelajaran tidak lepas dari pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar
nilai budaya ilmu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Pendekatan
agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama dalam diri
siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan tidak
dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan.
11. Pendekatan
Kebermaknaan
Bahasa adalah
alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan
secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di
Indonesia yang dianggap penting dalam perkembangan dan penyerapan IPTEK. Siswa
yang mengalami kegagalan dalam penguasaan bahasa Inggris mungkin disebabkan
oleh penggunaan pendekatan yang kurang tepat. Salah satu alternative untuk
memecahkan masalah tersebut adalah diajukannya pendekatan baru, yaitu
“pendekatan kebermaknaan”
Daftar Pustaka
Hamiyah N. Dan Jauhar,
M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di
Kelas. Jakarta ;
Prestasi Pustaka Publisher