Monday, November 24, 2014

file PDF yang tidak bisa print




Cara print PDF yang tidak bisa di print

sintungtelu.blogspot.co.id - Pengalaman pribadi waktu rajin-rajinya mencari referensi untuk tugas kuliah, ditengah perjalan mengalami kesulitan ketika mendapatkan bahan yang dicari, kesulitan kali ini seperti judul di atas file PDF yang telah di download tidak dapat di print maupun di copy paste, jadi bingung dong padahal file tersebut yang dicari-cari, dengan semangat keingin tauan karena biasanya banyak file PDF yang saya dapatkan bisa untuk di print tapi ini kok tidak bisa, akhirnya saya mencoba browsing di mbah google.

Ternyata proses tidak mengecewakan hasil, dari pencarian yang panjang saya menemukan sebuat situs yang bisa membantu untuk menyelesaikan kesulitan tersebut, dan saya mencoba tahap demi tahap dan akhirnya berhasil, semoga teman-teman yang pernah mengalami hal demikian bisa terbantu dengan adanya situs ini.

Jadi tidak panjang lebar buat teman – teman sudah mendapatkan tugas berupa file PDF tapi ketika ingin ngeprint ternyata tidak bisa. jangan bingung bagaimana cara agar file PDF bisa di print, sudah melakukan segala cara masih tidak bisa, nah teman – teman jangan putus asa coba gunakan Convert  Neevia, lalu caranya bagaimana ? silahkan lihat dibawah.




Caranya :
1. Jangan lupa berdoa dulu ya"hehehee"
2. Ok serius untuk conversion settings jangan di otak atik ya biarkan seperti itu jangan diubah lagi.
3. Selanjutnya select the file, browse file PDF yang tidak bisa di print tadi.
4. kalau datanya tidak terlalu besar langsung Upload & Convert.
5. Setelah itu tunggu sampai selesai dan semoga berhasil.


Terimakasih selamat mencoba, semoga bermanfaat. (RAI)















Tuesday, November 11, 2014

Berbagai Pendekatan Belajar Mengajar



1.      Pendekatan Individu
Setiap anak didik mempunyai karakteristik yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi belajar harus memperhatikan perbedaan anak didik. Ini berarti bahwa anak didik diharapkan mampu mencapai tingkat penguasaan optimal. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran.
Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual. Pemilihan metode tidak begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individu, sehingga guru selalu melakukan pendekatan individu dalam melaksanakan tugasnya. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan pendekatan individu, walaupun suatu saat pendekatan kelompok juga diperlukan.
Contoh khusus yang bisa diatasi dengan pendekatan individual, yaitu jika anak yang suka berbicara, maka anak itu harus dipisahkan dan dikumpulkan dengan kelompok anak yang pendiam.

2.      Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok memang kadang-kadang diperlukan dan perlu digunakan. Hal ini dikarenakan anak didik adalah jenis makhluk yang berkecenderung hidup bersama. Dengan pendekatan kelompok, rasa sosial anak didik mampu dikembangkan. Merasa sdar bahwa hidup ini saling bergantung satu sama lain. Tidak ada mahkluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan mahkluk hidup lain. Anak didik yang dibiasakan hidup bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain. Persaingan positif pun terjadi di kelas untuk mencapai prestasi yang optimal. Dengan begitu, anak didik bisa diharapkan lebih aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, guru harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentagan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode intelektual, dan aspek psikologis.
Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a.       Perasaan diterima/disukai teman-teman
b.      Tarikan kelompok
c.       Teknik pengelompokan oleh guru
d.      Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok
e.       Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan tentang cara mencapainya
Adapun struktur dan sifat-sifat kelompok, yakni :
a.       Suatu multipersionalia denga tingkat keakraban tertentu
b.      Suatu sistem interaksi
c.       Suatu organisasi atau struktur
d.      Suatu motif tertentu atau tujuan bersama
e.       Suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu
f.       Pola perilaku yang dapat di observasi, yang disebut kepribadian
Akhirnya, guru dapat memanfaatkan pendekatan kelompok demi kepentingan pengelolaan pengajaran, pada umumnya, dan khususnya, pengelolaan kelas.

3.      Pendekatan Bervariasi
Ketia guru dihadapkan pada permasalahan anak didik, mau tidak mau guru akan berhadap dengan permasalahan   anak didik yang bervariasi. Pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat memakai pendekatan variasi. Pendekatan berveriasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Khusus yang biasanya muncul dalam pembelajaran dengan berbagai motif, sehingga ini memerlukan veriasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Pendekatan berveriasi ini dapat dijadikan sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.

4.      Pendekatan Edukatif
Dalam pendidikan, guru dianggap kurang arif dan bijak sana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatanan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan guru yang dilakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan agar anak didik menghargai norma hukum, susila, moral, social, dan agama. Kewibawaan guru yang mungkin dirasakan mulai memudar sekarang ini bayak terlibat dan tetap melekat pada pribadi guru. Sekaranglah saatnya untuk mengedepankan pendidikan kepribadian kepada anak didik, bukan hanya pendidikan intelektual serta keterampilan semata sebab itu akan menyebabkan hanya tumbuh dan berkembang sebagai orang intelektual/ilmuwan yang berpribadi kering. Semua pendekatan yang dilakukan guru harus bernilai edukatif sesuai dengan tujuan mendidik.

5.      Pendekatan Pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun. Belajar dari pengalaman lebih baik dari sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Pengalaman tidak semua bersifat mendidik. Ciri pengalaman edukatif adalah berpuasat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, berinteraksi dengan lingkungan dan menambah integrasi anak.

6.      Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Pembiasan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik dan sebaliknya. Menanamkan kebiasaan tidak mudah, tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk mengubahnya. Pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan dijadikan sebagai pendekatan pembiasaa. Untuk itu, metode yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan pembiasaan adalah metode latihan (drill), pelaksanaan tugas, dan pengalaman langsung di lapangan.

7.      Pendekatan Emosional
Emosional adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan perasaan. Emosi adalah suatu yang peka. Emosi mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran. Pendekatan emosional adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati sesuatu. Metode mangajar yang dipertimbangkan dalam pendekatan emosional adalah metode ceramah, cerita, dan sosiodrama.

8.      Pendekatan Rasional
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempuran. Perbedaan pada makhluk lain terletak pada akal manusia. Kekuatan akal manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana yang benar, dan mana yang dusta. Dalam dunia pendidikan, anak didik harus menggunakan akan untuk berpikir dari abstrak-konkret. Usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peran kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima ilmu pengatahuan. Karena keampuhan akal (rasio) itulah,”pendekatan rasional” dijadikan sebagai pendekatan untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu, metode mengajar yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan rasional adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian tugas.

9.      Pendekatan Fungsional
Ilmu pengatahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukan hanya sekedar pengisi otak. Tetapi diharapkan berguna dan dimanfaatkan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. Metode belajar yang perlu dipertimbangkan dalam pendekatan fungsional adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan demontrasi.

10.  Pendekatan Keagamaan
Suatu mata pelajaran tidak lepas dari pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan tidak dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan.

11.  Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting dalam perkembangan dan penyerapan IPTEK. Siswa yang mengalami kegagalan dalam penguasaan bahasa Inggris mungkin disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang kurang tepat. Salah satu alternative untuk memecahkan masalah tersebut adalah diajukannya pendekatan baru, yaitu “pendekatan kebermaknaan”




Daftar Pustaka

Hamiyah N. Dan Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta ;
            Prestasi Pustaka Publisher
 

Berbagai Pendekatan dalam Belajar Mengajar


Proses belajar mengajar disekolah menjadi salah satu proses yang penting dalam rangka meningkatkan pengatahuan siswa. Meski demikian, proses pembelajaran itu tidak sekedar guru menyampaikan materi lalu siswa mendengarkan dan mencatat. Dalam proses penyampayan materi, perlu ada pendekatan pembelajaran agar materi yang disampaikan itu benar-benar bisa dipahami oleh siswa yang bersangkutan dan kemudian bisa diaktualisasikan dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung, terjadi interaksi yang memiliki tujuan tertentu. Guru dan anak didikan yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru memberikan makna dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru tentu saja ingin memberikan layanan yang baik kepada anak didik. Hal ini bertujuan, selain untuk mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga merasa senang dan bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendekatan dalam belajar mengajar dapat diartikan sebagai titik tolah atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari materi metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Pandangan guru terhadap perserta didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan  yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Sebaliknya, guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dan pengajaran.
Berbicara tentang kegiatan belajar mengajar, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar. Cara pendekatan ini bersifat fleksibel. Jadi, prinsip baku tidak berlaku dalam pendekatan ini. Setiap guru bisa menggunakan cara pendekatan tertentu dalam menyesuaikan. Materi yang akan disampaikan.

Daftar Pustaka

Hamiyah N. Dan Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta ;
            Prestasi Pustaka Publisher