Saturday, August 26, 2017

Laporan Observasi Sekolah Manajemen Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manajemen sekolah merupakan faktor terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran disekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan, karena itu dalam menjalankan kepimpinan harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan. Alasan kami memilih SDN 2 BANTURUNG, kelurahan Tangkiling kecamatan Bukit Batu kota Palangkaraya. Kami memilih sekolah ini dikarenakan banyaknya kekurangan yang tidak terlihat dari luar sekolah namun bisa dilihat dari dalam sekolahnya, sekolah ini memiliki peserta didik yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi. Kepala sekolah mengharapkan untuk tenaga pendidik mampu menjadikan peserta didik yang cerdas dalam intelektual, melestarikan budaya daerah, membentuk kepribadian peserta didik yang disiplin, kerja keras, tangguh, mandiri, bertanggung jawab, terampil, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi apabila pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran yang dimaksud. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah harus mengejar ketertinggalan pada sekolah tersebut. Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggara pendidikan, seperti perencanaan pengorganisasian, kesanggupan dan kemauan dalam pembinaan ke arah yang menuju kepada pencapaian standar sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana dengan manajemen pengorganisasian sekolah ?
2.      Bagaimana Tentang Manajemen Kurikulum yang digunakan ?
3.      Bagaimana manajemen peserta didik ?
4.      Bagaimana manajemen personil/tenaga pendidik ?
5.      Bagaimana dengan manajemen hubungan masyarakat ?
6.      Bagaimana manajemen sarana dan prasarana ?

C.    Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pendidikan.
2.      Mahasiswa mengetahui tentang manajemen pendidikan di Sekolah Dasar.
3.      Mahasiswa mengetahui apa – apa saja manajemen pendidikan di Sekolah Dasar.
4.      Mahasiswa mengetahui lingkungan sekolah di Sekolah Dasar

D.    Manfaat
1.      Agar mahasiswa mengetahui tentang manajemen pendidikan di Sekolah Dasar.
2.      Agar mahasiswa mengetahui apa – apa saja manajemen pendidikan di Sekolah Dasar.
3.      Agar mahasiswa mengetahui lingkungan sekolah di Sekolah Dasar





BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.    Landasan teori
Manajemen dan administrasi adalah dua kata yang bisa memiliki arti yang sama atau berbeda. Akan tetapi, tulisan ini cenderung menggunakan istilah manajemen karena pada dasarnya manajemen identik dengan administrasi. Sustisna (1989:25) menulis, dalam pemakaiannya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen, dan administrator dengan manager. Dibidang pendidikan, pemerintah, rumah sakit, dan kemiliteran, orang umumnya memakai istilah administrasi, sedangkan industri dan perusahaan memakai istilah manajemen dan manager.
Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Fungsi manajemen sebagai suatu karakteristik dari pendidikan muncul dari kebutuhan untuk memberikan arah pada perkembangan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam operasional sekolah. Kerumutin yang melingkar karaena luas dan banyaknya program telah mendorong usaha untuk memerinci dan mempraktikan prosedur administrasi dengan sistematis. Usaha ini telah menghasilkan uraian tentang praktik-praktik yang berhasil dan perangkat-perangkat asas yang konstruktif. Seorang kepala sekolah yang memanajemen sekolah tanpa pengetahuan manajemen pendidikan tidak akan bekerja secara efektif dan efisien, jauh dari mutu, dan keberhasilannya tidak akan meyakinkan.
Pengetahuan dan atau teori tentang manajemen pendidikan sangat dibutuhkan dan harus dipahami oleh seorang kepala sekolah karena tanpa teori manajemen seorang kepala sekolah akan melakukan pekerjaannya dengan terkaan dan pendapatnya saja. Hal tersebut tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan justru akan mengalami jalan buntu. Teori manajemen pendidikan akan sangat membantu para kepala sekolah dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya karena “teori pernyataan tentang prinsip-prinsip umum yang tampak meramalkan atau menjelaskan kejadian-kejadian dengan teliti dan lebih baik dari terkaan sehingga kita dapat mengatakan bahwa prinsip-prinsip itu benar”. (Coladarci and Getzels, 1998). Seorang kepala sekolah yang tidak mempelajari teori manajemen dalam mengelola sekolah tidak akan dapat mencapai tujuan secara efektif karena apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan harus berpijak pada perilaku yang sistematis dan berhubungan dengan konsep, asumsi, dan generalisasi teori manajemen.
Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. ia harus dapat mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan performansi (kinerja) sekolah dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan, baik tujuan nasional maupun lokal institusional. Keberhasilan pencapaian tersebut akan tampak dari beberapa faktor yaitu sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai oleh sekolah. Kepala sekolah di tuntut mampu secara maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola berbagai aspek komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan.
Kepala sekolah selaku manajer dan pemimpin perlu mulai dengan tujuan dalam pikiran. Artinya, memulai dengan suatu pemahaman yang jelas tentang tujuan manajemen sekolah dan mengetahui apa yang harus dikerjakan serta dapat mencapai tujuan dengan jelas. Kepala sekolah juga perlu berpikir sistem (system thingking) oleh Senge (1990:69) dideskripsikan suatu disiplin untuk melihat keseluruhan, yaitu suatu kerangka-acuan untuk melihat keinterelasian daripada elemen-elemennya, melihat pola perubahan daripada jepretan foto yang statis. Berpikir sistem dibutuhkan karena kepala sekolah sering dihadapkan pada kompleksitas. Berpikir sistem juga menawarkan suatu bahasa yang dapat merestruktur bagaimana cara berpikir tentang berbagai tipe kerelasian dan bagaimana organisasi-organisasi berubah. Kepala sekolah di kondisikan untuk melihat kehidupan ini sebagai suatu seri kejadian dan berpikir bahwa setiap kejadian tidak memiliki (sebab yang jelas).




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Metode Deskriptif Kualitatif
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari penelitian kualitatif.  Deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena di lapangan. Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode yang menggambarkan dan menjabarkan temuan di lapangan. Metode deskriftif kualitatif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian degan metode ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan masalah, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah interview (wawancara), quesionere (pertanyaan-pertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan observasi (pengamatan, participant observer technique), penyelidikan sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content analisis).

B.     Instrumen Pengambilan Data
1.      Tempat dan Waktu
a.       Pertama
1)      Tempat                  : SDN 2 Banturung  di Tangkiling
2)      Waktu                   : 08.00 WIB – Selesai
3)      Hari/Tanggal         : Jum’at, 10 April 2015
b.      Kedua
1)      Tempat                  : SDN 2 Banturung di Tangkiling
2)      Waktu                   : 06.30 WIB – Selesai
3)      Hari/Tanggal         : Jumat 17 April 2015

2.      Wawancara
Wawancara (dalam bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.

a.       Bentuk Wawancara
1)      Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2)      Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3)      Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4)      Wawancara pribadi.
5)      Wawancara dengan banyak orang.
6)      Wawancara dadakan / mendesak.
7)      Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab atau lebih sering disebut komunikatif. Wawancara yang komunikatif dan hidup ikut ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar materi topik pembicaraan baik oleh narasumber maupun wartawan.

3.      Observasi
a.       Pengertian observasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”
cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol)
2)      Unstructure or informal observation (observasi informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu).

Pada structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.
Adapun pada unstructurred observation, pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.

b.      Cara-cara Mencatatkan Observasi
Ada dua cara pokok tentang mencatatkan observasi itu.
1)      Unit-unit tingkah laku yang akan diamati dirumuskan atau ditentukan lebih dulu, dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan.
2)      Kita mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan tingkah laku yang akan diamati. Dengan demikian, menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh data yang luas dan bervariasi (banyak macamnya)

Cara yang pertama biasa dilakukan dalam penyelidikan formal (formal studies), sedangkan cara yang kedua baik untuk digunakan bagi situasi-situasi informal. Dalam kegiatan evaluasi proses belajar-mengajar, kedua cara mencatatkan observasi tersebut diatas sering kali diperlukan dan dilakukan oleh guru-guru di sekolah


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Profil SDN 2 Banturung
SDN 2 Banturung di Tangkiling beralamatkan di jalan perkebunan RT. 05, Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya. Berdiri pada tahun 1984 dikelola oleh kepala sekolah pertama Ibu VIONI dan dilanjutkan oleh kepala sekolah yang kedua Ibu HELDAWATI ROBEN. Sekolah memiliki luas tanah 13.596 m2, sekolah dengan Berakreditasi B, NPSN = 30 20 35 26 dan NSS = 10.1.14.60.40.007. Jumlah seluruh peserta didik SDN 2 Banturung adalah 147 peserta didik, dan jumlah seluruh guru di SDN 2 Banturung adalah 11 guru terdiri dari 1 kepala sekolah, 3 guru Agama, 1 guru penjaskes, dan 6 guru kelas.

Di sekolah ini, terdapat beberapa ruangan yaitu :
1.      Ruang Kepala Sekolah
2.      Ruang Guru
3.      Ruang Perpustakaan
4.      Ruang Olah Raga
5.      Ruang UKS
6.      Ruang Agama
7.      Enam Ruang Kelas
8.      Tempat parkir
9.      Toilet
  

Visi :
Pendidikan di tingkat sekolah dasar negeri perlu dilakukan, dan melaksanakan tugas yang telah ditetapkan, serta meningkatkan kualitas pendidikan, dan mencerdaskan peserta didik.
Misi :
1.      Meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik
2.      Menghasilkan peserta didik yang berkualitas
3.      Membentuk sumberdaya manusia yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.      Membentuk peserta didik yang berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani
5.      Dalam jangka panjang pada tahap akhir sekolah, diharapkan kualitas pendidikan akan tercapai sesuai dengan standar yang diterapkan

B.     Manajemen Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah mulai dari dibukanya pintu sekolah sampai dengan lonceng pulang. Demikian juga dengan siswa yang mulai masuk sekolah, mereka melakukan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum yang berlaku dan selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang.
Pengertian/definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum yang digunakan oleh SDN-2 Banturung adalah KTSP 2006 karena menurut Kepala Sekolah kurikulum ini lebih mudah dan tidak mempersulit guru, Kepala Sekolah SDN Banturung 2 ingin menggunakan kurikulum 2013 tapi dengan kurangnya sosialisasi, belum tahu betul tentang kuruikulum 2013 dan dari pada menjadikan peserta didik bahan percobaan yang akan berdampak tidak baik terhadap peserta didik, maka kepala sekolah memutuskan untuk menggunakan KTSP 2006.
Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SDN- 2 Banturung yang terdiri dari ekstrakulikuler wajib dan pilihan yaitu :
1.      Ekstrakulikuler wajib
Yang termasuk ekstrakulikuler wajib adalah pramuka diwajibkan untuk kelas III sampai kelas VI, dalam kegiatan pramuka tersebut guru hanya membimbing saja. Sedangkan untuk yang melatih pramuka, ada orang khusus untuk melatih. Setiap minggu diadakan kegiatan ekstrakulikuler pramuka pada sore hari, setiap minggunya guru yang hadir untuk membimbing selalu bergantian.
2.      Ekstrakulikuler pilihan
Yang termasuk ke dalam ekstrakulikuler pilihan adalah sepak bola, volly ball, tenis meja, bola kasti, untuk mengembangkan bakat peserta didik mereka bisa memilih sendiri ekstrakulikuler yang diminatinya. Bagi siswa yang masih malu-malu dalam mengembangkan minat, bakat dan kegiatan yang disukainya. Disini guru mengarahkan peserta didik untuk memilih sendiri ekstrakulikuler yang disukainya dan membimbing mereka agar dapat mengembangkan kemampuannya dan juga sebagai evaluasi.




C.    Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik di sekolah dimulai sejak penerimaan siswa baru dalam penerimaan siswa baru ada syarat-syarat untuk masuk di SDN- 2 Banturung. Syarat untuk masuk adalah Perserta didik harus mempunyai Ijazah TK, Akta Kelahiran dan berumur 7 tahun sampai 12 tahun, jika anak berumur 6 tahun maka tidak diterima, karena sesuai dengan kebijakan pemerintah anak yang di bawah 7 tahun datanya tidak bisa dimasukan ke data pusat dan juga menurut pengalaman kepala sekolah dan guru anak yang umur 7 tahun memang masa yang tempat untuk masuk ke sekolah dasar, karena mereka yang berumur 7 tahun sudah bisa memahami apa yang guru sampaikan, sedangkan yang berumur dibawah 7 tahun masih belum bisa mengerti apa yang guru itu sampaikan walaupun peserta didik itu bisa menulis atau berhitung tapi pemahaman apa yang diajarkan gurunya lebih paham anak yang berumur 7 tahun karena mereka sudah bisa memahami apa yang guru sampaikan.
Jadwal untuk pemakaian seragam sekolah di SDN 2 Banturung yaitu, setiap hari senin sampai dengan rabu peserta didik menggunakan seragam Merah Putih, kamis menggunakan baju Batik, jum’at menggunakan baju olah raga, dan sabtu menggunakan seragam pramuka.
Dalam hal menumbuhkan motivasi peserta didik setiap karya – karya yang dihasilkan oleh peserta didik maka karya itu akan di pajang di ruang kelas, disini agar peserta didik merasa karya yang mereka buat itu dihargai, dengan demikian peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar mengasah kemampuan atau potensi agar karya yang di pajang akan lebih bagus lagi dengan begitu peserta didik akan suka juga bersemangat untuk berkarya agar mendapatkan hasil yang semakin bagus.
D.    Manajemen Personil/Tenaga Kependidikan
Manajemen personal di SDN 2 Banturung meliputi data pengajar di sekolah yaitu guru-guru yang mengajar di sekolah berlulusan SPG, SGO, SPGAK, D-II, D-III dan S-1. Guru-guru yang masih belum S-1 masih dalam proses melanjutkan pendidikan untuk memenuhi kriteria sekolah.

E.     Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasaran yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Mengenai manajemen sarana dan prasarana di SDN-2 Banturung dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No
Sarana dan prasarana
Jumlah
Keterangan
1
Parkir
1
Satu untuk parkir guru dan peserta didik, perlunya perbaikan.
2
Pos  tunggu
1
pos tunggu orang tua untuk menjemput anaknya, masih perlu adanya perbaikan.
3
Ruang kelas
6
Kelas I sampai kelas VI,
4
Kursi peserta didik
20 - 30
Dalam satu kelas, keadaan kursi sudah rapuh.
5
Meja Peserta didik
10-15
Dalam satu kelas, keadaan meja sudah rapuh
6
Ruangan perpustakaan
1
Cukup Baik
7
UKS
1
Cukup baik
8
Lapangan sekolah
_
Lapangan berada di halaman sekolah dan disamping sekolah
9
Ruang guru
2
Satu ruang guru dan satunya lagi ruang kepala sekolah (beserta ruang tamu).
10
Ruang agama
1
Khusus untuk agama islam.
11
Toilet
2
Satu toilet guru dan satu toilet siswa, perlu adanya perbaikan.

F.     Manajemen Pengorganisasian Sekolah
Struktur Organisasi SDN 2 Banturung
Kepala Sekolah                       : Heldawati Roben, A. Ma. Pd
            Waka sek. Kurikulum             : Kristianitri, S.Pd
            Waka sek. Kesiswaan                         : Elia, S. Pd
            Waka sek. Sarana prasarana    : Hj. Muyasyaroh, S. Pd
            Waka sek. Humas                   : Esni
            Guru mata pelajaran                : 1. Esni
                                                            : 2. Dewi Sarkiah, S.Pd. I
                                                            : 3. Syahmidin
                                                            : 4. Apriana, A.Md. AH
            Wali kelas                                : 1. Russelmita
                                                            : 2. Nuryatin Rupika, A.Ma
                                                            : 3. Sukatmini, A.Ma. Pd
                                                            : 4. Elia, S.Pd
                                                            : 5. Kristianitri, S.Pd
                                                            : 6. Hj. Muyasyaroh, S.Pd
            Perpustakaan                           : Dewi Sarkiah, S.Pd. I
           


G.    Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyartakat sekitar sangat baik, khusus dengan wali murid sekolah juga sangat baik. Dalam hal ini sekolah setiap pembagian rapot dan satu tahun sekali untuk mengadakan pertemuan dengan wali murid serta komite sekolah untuk meningkatkan kerja sama antara pihak sekolah dengan wali murid. Setiap pembagian rapot disitu wali murid mengetahui bagaimana perkembangan anak mereka selama belajar di sekolah, apabila ada perserta didik yang menghalami masalah maka akan di bicarakan untuk mendapatkan solusi agar tidak adanya kesalah pahaman antara orang tua dengan pihak di sekolah.
Hubungan sekolah dengan masyarakat atau komite sekolah yang di adakan setiap satu tahun sekali yaitu membahas tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk sekolah seperti pagar sekolah yang belum ada, dulu pagar sekolah yang direncanakan oleh pihak sekolah dan masyarakat terhalang oleh dana, karena keputusan dari Wali Kota bahwa tidak ada lagi yang namanya pemungutan komite tapi harus memiliki izin. Oleh sebab itu perencanan untuk pagar terkendala.

H.    Kelebihan
Banyak kelebihan yang ada di SDN 2 Banturung, yaitu menanamkan kedisiplinan dan kemandirian seperti anak yang ketahuan memiliki kuku panjang akan disuruh memotong kukunya sendiri tapi juga di awasi oleh guru agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan peserta didik. Peserta didik di SDN 2 Banturung sangat kreatif dalam kerajinan tangan dalam menghias ruangan terbukti dari dalam ruang terdapat hiasan-hiasan dan pajangan hasil karya peserta didik, guru di SDN 2 Banturung sangat kreatif dalam pembelajaran seperti pelajaran olah raga mereka tidak memaksa untuk melakukan hal yang tidak mereka sukai tapi guru membebaskan siswa untuk melakukan yang mereka inginkan, dengan begitu guru lebih mudah melihat potensi yang ada di dalam peserta didik. Contohnya dalam satu ruangan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menampilkan sesuatu yang mereka bisa atau yang mereka sukai seperti ada yang menari, bernyanyi, drama dan menampilkan apa yang peserta didik sukai.
Setiap hari siswa diwajibkan untuk menyanyikan lagu Mars Kota Cantik Palangka Raya, dan juga setiap hari jum’at peserta didik melakukan tari manasai bersama-sama agar sejak dini peserta didik mengetahui kebudayaan daerah sendiri dan tidak melupakannya, memiliki rasa cinta kepada budaya sendiri, sebelum melakukan kegiatan belajar kepala sekolah mewajibkan peserta didik untuk membersihkan ruangan bersama-sama, kegiatan yang dilakukan pada pagi sabtu yaitu sabtu beriman, dimana semua peserta didik membersihkan halaman sekitar sekolah dan setelah itu melakukan latihan upacara bendera untuk persiapan upacara pada hari senin.
      Peserta didik diarahkan untuk rajin membaca di perpustakaan, setiap harinya dari senin sampai dengan sabtu peserta didik mempunyai jadwal bergantian untuk membaca di perpustakaan, dan juga disetiap ruangan memiliki tanaman. Memiliki halaman atau lapangan sekolah yang luas, sekolah juga menghimbau walaupun hari hujan siswa tetap datang ke sekolah walaupun masuk jam kedua.
I.       Kekurangan
Dalam hal kekurangan seperti sarana dan prasarana yang sudah tidak memadai, kurangnya sosialisasi tentang media pembelajaran yang di harusnya digunakan oleh guru untuk mengajar. Sekolah tidak memiliki pagar, kurangnya ruang agama contohnya yang beragama kristen dan hindu masih belajar didalam ruangan dan di perpustakaan, di ruang olahraga masih terdapat langit-langit ruangan yang rusak, kurangnya tempat pemisah sampah organik dan non organik.
J.      Solusi  
Adapun solusinya yaitu seharusnya pemerintah melihat kondisi sekolah secara langsung tidak hanya melihat dari luarnya saja, agar mengetahui apa-apa yang perlu diperbaiki di sekolah itu. Hendaknya pembangunan pagar segera di bangun lagi, dan juga hendak nya dinas setempat mengikut sertakan guru-guru yang ada di sekolah SDN 2 Banturung di ikutkan pelatihan, diklat dan sosialisasi.
                                                                          
           



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari observasi yang kami lakukan di SDN 2 banturung bahwa pentingnya mengetahui manajemen sekolah, karena keberhasilan sekolah juga di tentukan dari manajemen yang digunakan disekolah itu.

B.     Saran
Kita sebagai mahasiswa terutama calon guru harus mengetahui manajemen sekolah dan dapat menerapkannya dengan baik demi kemajuan Pendidikan di sekolah yang kita bina.



Daftar Pustaka

Rohman, M. 2012. Kurikulum Karakter Refleksi dan Proposal Solusi Terhadap KBK dan KTSP. Prestasi Pustakaraya. Jakarta
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. PT Refika Aditama. Bandung
Juwita VJ Glory Anggraini. (2013) Deskriptif Kualitatif
http://juwita.blog.fisip.uns.ac.id/2013/03/29/deskriptif-kualitatif/ . Diakses 15 April 2015
Bara Stay.  (2011) Observasi, Wawancara, Kuisioner, dan Teknik Sampel http://babylucuna.blogspot.com/2011/03/observasi-wawancara-kuisioner-teknik.html . Diakses 15 April 2015



2 comments:

  1. AGEN JUDI BOLAVITA CC SBOBET CASINO ONLINE TERPERCAYA.
    Agen Sbobet Casino Online. adalah Agen SBOBET Terpercaya Indonesia. kami melayani pembuatan. Daftar Sbobet. Kami memberikan bonus 10 % untuk setiap MEMBER BARU ,
    nikmati juga taruhan terbaik di BOLAVITA sbobet online, agen casino online live, agen judi online, agen bola online, bandar bola online, judi bola online, taruhan bola online, togel hongkong.

    minimal deposit 50rb & minimal penarikan 50rb, 24 jam bank online
    Dapat Bonus REFFERAL 7% + 2% Seumur Hidup Lohh bosku

    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    ReplyDelete
  2. https://www.youtube.com/c/suranta74

    ReplyDelete