BAB I
PENDAHULUAN
Membaca sastra merupakan salah satu
pembelajaran yang ada di sekolah dasar. Salah satu cara untuk meningkatkan
minat membaca pada usia anak sekolah dasar yaitu dengan cara menggunakan sebuah
karya sastra seperti puisi, cerpen, dongeng, dan lain-lain. Selain karena
sastra bersifat serta berfungsi menghibur dan mendidik, dalam sastra juga
terdapat kata-kata, gambar-gambar, simbol-simbol serta lambang-lambang yang
menarik yang tentunya juga dapat meningkatkan minat membaca pada anak. Selain
itu, sastra juga berfungsi untuk mengembangkan imajinasi serta wawasan anak.
Dengan demikian anak akan merasa senang serta antusias dalam mengikuti
pembelajaran membaca di sekolah dasar.
Rumusan masalah yang ada di makalah ini adalah.
1. Apa pengertian
dari membaca sastra ?
2. Apa jenis-jenis dari sastra ?
3. Bagaimana teknik membaca karya sastra ?
4. Bagaimana cara meningkatkan minat dan
keterampilan membaca sastra di Sekolah
Dasar ?
5. Apa tujuan dari membaca sastra di
Sekolah Dasar ?
6. Apa Manfaat dari membaca sastra di
Sekolah Dasar ?
Di
dalam makalah ini juga terdapat tujuan yang ingin di capai penulis yaitu, untuk memenuhi
tugas mata kuliah,
untuk mempelajari lebih dalam materi ini, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra berasal dari bahasa
sansekerta yang dibentuk dari akar kata sas yang artinya mengajarkan,
mengarahkan atau memberi petunjuk. Kata sas kemudian ditambah dengan kata tra
yang artinya alat atau sarana. Bila diartikan secara bebas, maka kata sastra berarti
alat atau sarana untuk memberi petunjuk. Lalu secara harfiah sastra berarti
huruf, tulisan atau karangan. Jadi, berdasarkan pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sastra merupakan alat untuk memberi petunjuk dalam karangan
yang menggunakan bahasa yang indah dan memiliki fungsi tertentu bagi
pembacanya.
Membaca sastra adalah membaca
estetis atau membaca indah yang tujuan utamanya adalah agar pembaca dapat
menikmati, menghayati, dan sekaligus menghargai unsur-unsur keindahan yang
terpapar dalam teks sastra. Selanjutnya pengertian membaca sastra (literary
reading) juga merupakan membaca yang bercermin pada karya sastra dari
keserasian, keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Oleh karena itu,
membaca sastra dapat diartikan sebagai proses membaca dan memahami suatu bacaan
sastra dengan melihat unsur intrinsik dan ekstrinsiknya seperti dalam puisi,
cerpen, novel, drama dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan mengenai
membaca diatas, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru sekolah
dasar dalam upaya meningkatkan minat membaca pada anak yaitu dapat dengan cara
menggunakan sebuah karya sastra. Dalam pembelajaran membaca sastra di sekolah
dasar, tentunya karya sastra yang digunakannya pun merupakan jenis karya sastra
anak-anak yang mana di dalamnya terdapat kata-kata yang mudah untuk dimengerti
dan dipahami serta gambar-gambar yang
menarik yang tentunya dapat membuat
anak benar-benar merasakan kesenangan serta kenikmatan ketika sedang belajar
membaca karya sastra tersebut. Jenis-jenis sastra secara umum yaitu sastra anak
dan sastra dewasa.
Sastra anak adalah sastra yang
mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat
dan dipahami melalui mata anak-anak (through
the eyes of a child). Sastra dewasa adalah sastra yang mencerminkan
perasaan dan pengalaman orang dewasa. Adapun jenis-jenis sastra lainnya yaitu
sastra imajinatif (puisi, novel, cerpen, drama) dan sastra non imajinatif
(esai, kritik, biografi, otobiografi, catatan harian). Sastra imajinatif adalah
sastra yang isinya bersifat khayalan serta menggunakan bahasa yang konotatif.
Sedangkan sastra non imajinatif adalah sastra yang isinya lebih menekankan pada
unsur faktual atau fakta, serta menggunakan bahasa yang cenderung denotatif.
Membaca sastra digolongkan kedalam
membaca estetis yaitu membaca yang berhubungan dengan seni atau keindahan.
Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan
kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Setelah membaca
sebuah karya sastra pembaca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui
karya sastra yang dibacanya. Di sinilah letak kelebihan pembaca karya sastra
dibandingkan pembaca karya-karya lain.
Karya sastra dikelompokkan menjadi 3
jenis, prosa, puisi, dan drama. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra dengan
baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang fungsi dan unsur-unsur karya
sastra yang dibacanya.
Prosa fiksi sebagai sebuah cerita
rekaan yang biasa juga disebut sebagai cerita rekaan memiliki fungsi untuk
memberitahukan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa yang
mungkin ada dalam kehidupan nyata. Unsur-unsur prosa fiksi seperti yang sudah
Anda pelajari
dalam mata kuliah sastra mencakup
tema, tokoh, alur, seting atau latar, gaya, dan sudut pandang.
Dalam karya prosa fiksi terkandung
sebuah amanat yang dibungkus oleh unsur-unsur cerita tersebut.
Kejadian-kejadian dan amanat inilah yang akan Anda peroleh dari cerita yang
Anda baca sebagai suatu pengalaman.
Membaca karya sastra memiliki banyak
tujuan, namun dalam rangka belajar dan pembelajaran, membaca karya sastra hanya
memiliki 2 tujuan, yaitu untuk melakukan apresiasi dan memberi kritik atau
penilaian. Jadi teknik membaca prosa fiksi di sini bertujuan dalam rangka
membaca untuk keperluan apresiasi.
Kompetensi yang akan diraih dalam
kegiatan membaca prosa fiksi atau membaca cerita rekaan adalah:
a.
Memahami dan menghayati semua yang
dituangkan pengarang dalam ceritanya sehingga pembaca dapat menangkap isi
cerita;
b.
Dapat menganalisis unsur-unsur
cerita sehingga tertangkap tema dan amanat yang disampaikan oleh pengarang; dan
c.
Dapat menceritakan kembali isi
cerita dengan baik, dan pada akhirnya dapat menilai cerita rekaan yang dibaca
dengan memberi penilaian mengenai bagus atau tidak baguskah cerita tersebut.
Membaca prosa fiksi atau cerita
rekaan untuk tujuan menangkap isi cerita dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Membaca cerita secara keseluruhan.
b.
Menandai dan mencari makna kata-kata
sulit.
Membaca prosa fiksi dengan tujuan
untuk mengapresiasi, dilakukan langkah-langkah seperti di atas di tambah dengan
menganalisis cerita dengan cara mengidentifikasi unsur-unsur cerita dan
memahami karakteristik setiap unsur cerita tersebut. Misal unsur tokoh, di sini
pembaca mengidentifikasi bagaimana watak para tokoh, apa saja yang
dilakukan para tokoh, bagaimana para
tokoh menyikapi segala permasalahan yang dihadapi, dan sebagainya.
Peran unsur-unsur cerita ini saling
terkait satu dengan yang lainnya, sehingga jalinan peran antarunsur cerita yang
disusun pengarang cerita tersebut membentuk suatu keutuhan yang membantu
pembaca dalam memahami, menikmati, dan menghayati karya tersebut.
Drama adalah cerita yang dilakonkan.
Artinya karya sastra jenis drama memiliki isi yang tidak berbeda dengan prosa
fiksi, hanya pada drama para pelaku atau tokoh yang ada dalam prosa fiksi
melakonkan sendiri peristiwanya. Dengan demikian drama ditulis dalam bentuk
naskah yang didalamnya ada narasi, dan dialog antar tokoh.
Berdasarkan bentuknya yaitu naskah,
maka membaca drama bertujuan untuk melakukan pementasan atau pertunjukkan. Jadi
membaca naskah drama yang benar adalah secara berkelompok sesuai dengan jumlah
tokoh yang ada dalam naskah tersebut.
Persamaannya dengan prosa fiksi,
drama memiliki unsur-unsur yang mirip dengan prosa, yaitu ada tema, tokoh,
latar, alur, tema, serta amanat. Dalam pertunjukkannya, drama dapat dibagi
menjadi beberapa babak.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
membaca drama disesuaikan dengan tujuan yaitu pementasan drama. Jadi sebelum
melakukan kegiatan dibuat persiapan berupa pemilihan tokoh sesuai dengan jumlah
dan peran setiap tokoh.
a.
Membaca naskah drama secara
keseluruhan.
b.
Membaca, menghafal, dan mengahayati dialog/isi
dialog yang diperankan.
c.
Memberikan gerak (pola) yang sesuai
dengan isi dialog.
d.
Berlatih melafalkan dialog dengan
penghayatan/ekspresi dan gerak yang sesuai dengan isi dialog.
e.
Berlatih memerankan masing-masing
tokoh sehingga menghasilkan sebuah drama yang bagus.
Membaca puisi pada umumnya bertujuan
untuk dapat membacakan puisi tersebut dihadapan orang lain dengan baik. Untuk
keperluan tersebut yang harus diketahui pembaca adalah hakikat puisi. Puisi adalah
karya sastra yang kaya akan makna, ada yang memberi istilah puisi itu padat
makna.
Sebuah puisi pada dasarnya adalah
sebuah cerita yang berisi berbagai peristiwa, namun tidak semua peristiwa dalam
puisi itu diceritakan. Yang dikemukakan dalam puisi hanyalah inti masalah,
peristiwa atau inti cerita.
Oleh karena itu dalam penciptaan
puisi pengarang banyak melakukan pemadatan. Artinya, bahasa yang digunakan
puisi dicari kata-kata yang singkat atau bahkan sengaja disingkat dengan cara
mengambil inti dasarnya, seperti menghilangkan imbuhan, menghilangkan
pengulangan dan sebagainya.
Karena membaca puisi bertujuan untuk
membacakan puisi di depan penonton maka sebelum berhadapan penonton pembaca
harus terlebih dahulu mengetahui:
a.
siapa dan berapa banyak penoton yang
diperkirakan akan hadir;
b.
berapa luas panggung dan aula atau
gedung tempat berlangsungnya pembacaan puisi tersebut.
c.
Jika kegiatan ini dilakukan di dalam
kelas, siswa tentu sudah tidak kesulitan dengan hal tersebut, hanya guru tetap
harus memberikan
d.
arahan dan bimbingan bagaiman cara
membaca puisi di hadapan orang banyak dengan baik.
Setelah hal itu dipersiapkan dilakukan
kegiatan:
a.
Membaca puisi secara keseluruhan
b.
Menandai dan mencari makna kata-kata
sulit
c.
Memaknai puisi baris demi baris
d.
Memaknai/menangkap isi puisi setiap
bait
e.
Menangkap isi dan maksud puisi
secara keseluruhan
Cara atau upaya yang dapat dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan minat membaca sastra pada siswa sekolah dasar
yaitu dengan :
1.
Memilih karya sastra sederhana yang
kata-katanya mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.
2.
Gambar-gambar dan symbol-simbol yang
beraneka ragam bentuk dan warna sangat berpengaruh sekali untuk meningkatkan
minat membaca siswa.
3.
Berikan karya sastra pada siswa yang
mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak, yang dapat dilihat serta
dipahami melalui mata anak-anak.
Sedangkan cara untuk meningkatkan
keterampilan membaca sastra pada siswa sekolah dasar menurut Livestrong yaitu
dengan :
1.
Menyediakan berbagai barang yang
membantu, seperti buku-buku yang menarik (buku bergambar).
2.
Mengajak anak ke perpustakaan. Di
tempat ini anak-anak memiliki pilihan buku yang lebih banyak, sehingga lebih
memotivasi dirinya untuk membaca. Selain itu suasana di perpustakaan juga turut
mendorong anak untuk ikut serta membaca.
3.
Membacakan buku untuk anak.
Membacakan buku untuk anak dengan suara keras biasanya menjadi salah satu cara
paling efektif untuk membantu meningkatkan membaca siswa. Hal ini juga
memungkinkan untuk anak mencoba membaca sendiri, karena baginya hal ini cukup
menyenangkan.
4.
Menjadikan suatu permainan. Dengan
demikian suasana membaca lebih menyenangkan dan menarik bagi anak.
5.
Menyanyikan lagu-lagu. Dengan cara
ini anak akan belajar untuk menghubungkan antar huruf dan suara yang dibuatnya.
Bernyanyi sambil bertepuk tangan mengikuti irama lagu juga dapat mendorong
pemahaman kata-kata tersebut.
6.
Menyediakan tempat khusus untuk
membaca.
7.
Biarkan anak untuk mencoba menulis.
Menulis juga bisa meningkatkan mmembaca anak, karena sambil belajar untuk
menggabungkan antar huruf untuk membentuk suatu kata atau kalimat. Kegiatan ini
juga membantu meningkatkan keterampilan menulis anak.
8.
Mengajak anak untuk membaca bersama.
Kondisi ini akan semakin memotivasi anak untuk belajar membaca.
Secara kesuluruhan dapat disimpulkan
bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca sastra tingkat SD itu
dengan memberikan fasilitas yang cukup sebagai bahan peningkatan membaca
sastra. Selain itu, guru juga menjadi faktor utama dalam kegiatan ini karena
dibutuhkannya kekreatifan guru untuk mengefektifkan siswanya.
Kegiatan
membaca sastra di sekolah dasar tentunya memiliki tujuan, adapun tujuan membaca
sastra di sekolah dasar tersebut yaitu untuk :
1. Melatih
serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa anak.
2. Melatih
serta maningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca anak.
3. Menambah
pengetahuan serta pemahaman anak mengenai kosakata yang mereka baca.
4. Mengenalkan
kepada anak pengertian serta jenis-jenis sastra.
5. Memberikan
pendidikan sekaligus hiburan kepada anak.
Selain itu, tujuan membaca sastra di SD
yaitu agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D., 1998/1999
: 92).
Membaca karya sastra di SD dapat
meningkatkan pengembangan keberwacanaan pada anak-anak. (Huck, 1987).
Pengembangan keberwacanaan dapat
dilaksanakan melalui pemanfaatan sastra anak-anak sebagai media pembelajaran
membaca dan menulis. Pemanfaatan ini didasarkan pada asumsi bahwa sastra dapat
mengembangkan bahasa anak. (Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D., 1998/1999 : 92).
Manfaat
membaca sastra bagi anak-anak (Tarigan, H., G., 1995 : 8) :
1.
Sastra memberi kesenangan,
kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-anak.
2.
Sastra dapat mengembangkan imajinasi
anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, insan,
pengalaman, atau gagasan dengan/dalam berbagai cara.
3.
Sastra dapat memberikan
pengalaman-pengalaman aneh yang seolah-olah dialami sendiri oleh sang anak.
4.
Sastra dapat mengembangkan wawasan
sang anak menjadi perilaku insani.
5.
Sastra dapat menyajikan serta
memperkenalkan kesemestaan pengalaman atau universalia pengalaman kepada sang
anak. Huck, Hepler & Hickman 1987 : 6-10 (Tarigan, H., G., 1995 : 8).
6.
Sastra merupakan sumber utama bagi
penerusan atau penyebaran warisan sastra kita dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Norton 1988 : 5 (Tarigan, H., G., 1995 : 8).
Berdasarkan pemaparan
di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat membaca sastra dalam usia anak SD
adalah meningkatkan daya imajinasi anak saat menemukan cerita yang mampu
menstimuluskan imajinasinya dengan baik. Selain itu, membaca sastra mampu
memberikan pengetahuan, pendidikan, dan hiburan saat membaca. Oleh karena itu,
sangatlah baik jika anak dikembangkan keterampilan dan minat membaca sastranya
karena dapat memperoleh manfaat yang cukup baik untuk perkembangan anak.
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran
sastra di sekolah sangat erat kaitannya dengan kegiatan membaca. Karya sastra
yang bernilai bisa memperhalus dan membangun jiwa pembacanya. Bahasa sastra
yang indah juga bisa membantu pembentukan karakter dan budi pekerti pembaca.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan dan pengajaran sangat berperan dalam
pembiasaan budaya baca di sekolah. .Upaya meningkatkan keterampilan
membaca sastra dengan memberikan stimulus yang menarik dalam isi cerita dan
kekreatifan guru dalam mengelola dan mengefektifkan siswa dalam membaca sastra.
Paparan di atas
diharapkan bisa menjadi dasar dan panduan bagi guru sebagai insan pendidikan
untuk menciptakan pembelajaran sastra menjadi menarik, unik, dan apresiatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (1987). Pengantar
Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
http://drguntara.blogspot.com/2012/01/membaca-sastra.html. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015
jam 09:11
AGEN JUDI BOLAVITA CC SBOBET CASINO ONLINE TERPERCAYA.
ReplyDeleteAgen Sbobet Casino Online. adalah Agen SBOBET Terpercaya Indonesia. kami melayani pembuatan. Daftar Sbobet. Kami memberikan bonus 10 % untuk setiap MEMBER BARU ,
nikmati juga taruhan terbaik di BOLAVITA sbobet online, agen casino online live, agen judi online, agen bola online, bandar bola online, judi bola online, taruhan bola online, togel hongkong.
minimal deposit 50rb & minimal penarikan 50rb, 24 jam bank online
Dapat Bonus REFFERAL 7% + 2% Seumur Hidup Lohh bosku
Boss Juga Bisa Kirim Via :
Wechat : Bolavita
WA : +6281377055002
Line : cs_bolavita
BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )