Setiap masyarakat manusia selama hidup
pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat berupa perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang
pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang
lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
hanya dapat ditemukanoleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan
suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau. Seorang yang tidak sempat menelaah susunan dan kehidupan
masyarakat desa di Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat
tersebut statis, tidak maju, dan tidak berubah. Pernyataan demikian didasarkan
pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang mendalam dan kurang teliti
karena tidak ada suatu masyrakat pun yang berhenti pada suatu titik tertentu
sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat-alat transpor
modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah lain melalui
radio, televisi, dan sebagainya yang kesemuaanya belum dikenal semuanya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat
mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi,
susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang di mana
mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, bila seseorang hendak membuat
penelitian, perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa
yang dimaksudnya. Dasar penelitian mungkin tak akan jelas apabila hal tersebut
tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Para sosiolog pernah mengadakan
klasifikasi antara masyarakat-masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat statis
dimaksud masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan
lambat. Masyarakat yang dinamis adalah masyarakat-masyarakat yang mengalami
berbagai perubahan yang cepat. Jadi setiap masyarakat, pada suatu masa dapat
dianggap sebagai masyarakat yang statis. Sementara itu, pada masyarakat
lainnya, dianggap sebagai masyarakat dinamis. Perubahan-perubahan bukan lah
semata-mata berarti suatu kemajuan (progrees) namun dapat pula berarti
kemunduran dari bidang-bidang kehidupan tertentu.
Pengertian
Perubahan Sosial
Segala
perubahan pada lembaga-lembaga masyarakatan di dalam suatu masyaraka, yang
mmengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan
pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Definisi
Para
sosiolog maupun antarapologi telah banyak mempersoalkan mengenai pembatasan
pengertian perubahan-perubahan sosial dan Kebudayaan. Supaya tidak menimbukan
kekaburan, pembicaraan akan dibatasi lebih dahulu pada perubahan-perubahan
sosial. Dengan demikian, diinvertarisasi rumusan-rumusan seperti diabawah ini.
William
F. Ogburn berusaha memberikan suatu pengertian tertentu , walau tidak
memberikan definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang
lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur inmaterial.
Kingsley
Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misyalnya, timbulnya pengorganisasian
buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam
hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan
perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik,
MacIver
lebih suka membedakan angtara utilitarian
elements dengan cultural elements yang
didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang primer dan sekunder. Semua
kegiatan dan ciptaan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam kedua kategori
tersebut di atas. Sebuah mesin ketik, alat pencetak, atau sistem keuangan,
merupakan utilitarian elements karena
benda-benda tersebut tidak langsung memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia, tetapi dapat dipakai untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Utilitarian
elements disebutnya civilization. Artinya, semua mekanisme dan organisasi yang
dibuat manusia dalam upaya menguasai kondisi-kondisi kehidupannya, termasuk
didalamnya sistem-sistem organisasi sosial, teknik, dan alat-alat material.
Pesawat telepon, jalan kereta api, sekolah, hukum, dan seterusnya dimasukan ke
dalam golongan tersebut.
Culture menurut
MacIver adalah ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara-cara hidup berpikir,
pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan. Sebuah potret,
novel, drama, film, permainan, filsafat dan sebagaimanya, termasuk culture,
karena hal-hal secara langsung memenuhi kebutuhan manusia. Dengan pernyataannya
itu, MacIver mengeluarkan unsur material
dari ruang lingkup culture.
MacLver
perubahan perubahan sosial dikatakan sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan
sosial (social relationships) atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial
Gillin
dan Gilin mengatakan perubahan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat
Samoel Koenig mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang
terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern.
Solo
Soemardjan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam
suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam
nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Tekanan pada definis tersebut terletak pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian memengaruhi
segi-segi struktur masyarakat lainnya.
Daftar Pustaka
Soekanto, S (2010).
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada
No comments:
Post a Comment