Thursday, October 30, 2014

Kesah Uder: Sakula Melai Kota, Anta Nyewut Kareh Helu

Disebuah desa yang berada di wilayah Kalimantan Tengah kabupaten Pulang Pisau kecamatan Banama Tingang yaitu desa Kasali Baru yang desanya terletak dipinggiran sungai Kahayan disini tempat lahir dan tinggalnya Uder dan Endi sewaktu kecil, mereka berdua adalah anak yang ceria memiliki sifat dan kebiasaan yang sangat berbeda, yang satunya rajin cepat dan tanggap sedangkan yang satu berbanding terbalik dengan kakanya.

Pendek cerita Uder dan Endi sekarang sudah beranjak sekolah, SMA di Kota Palangka Raya, yaitu sama-sama kelas tiga. Pada suatu hari Uder dan Endi berangkat ke sekolah, Subuh-subuh Endi sudah bangun, dengan rutinitas menyiapkan sarapan, menyetrika baju seragam sekolah, dan membersihkan rumah, sedangkan uder, jangan ditanya lagi kebiasaanya adalah tidak bisa bangun pagi-pagi, alias masih ngorok saat kakanya beraktivitas pagi-pagi hari, lalu kakanya pun membangunkan uder.

Endi   : “der .. der.. bangun-bangun sudah pagi cepat mandi  nanti kamu telat lagi berangkat sekolahnya !”
Uder  : “ iya-iya sebentar, aku cepat juga kok sampainya, gak mungkin terlambat lagi !”
Endi   : “Iya sudah kaka duluan berangkat sekolahnya, jangan lupa makan didapur kaka ada masak telor dadar “

Endi berangkat sekolah, sesampai di sekolah Endi bertemu dengan teman-temannya dan belajar seperti biasa, sedangkan Uder ini baru bangun dan tergesa-gesa berangkat sekolah makan pun tidak sempat lagi, sesampai di sekolah, di depan gerbang Uder bukanya bertemu teman-temannya yang bukan lain adalah satpam sekolah, ini bukan pertama kali Uder terlambat sekolah hampir setiap hari ia ini selalu terlambat akibatnya setiap pelajaran pertama dia tertinggal pembelajaran, beginilah setiap harinya Uder.

Ujian Nasional pun telah tiba Uder mulai menghilangkan kebiasaan buruk yang selalu menunda-nunda kan waktu, namanya kebiasaan tidak langsung hilang melainkan perlu suatu proses, karena kebiasaan itu sukar untuk dihilangkan.

Hari pertama ujian nasional Uder dan kakanya Endi bersemangat mereka pun bangun pagi-pagi dan sambil belajar bersama, berangkat sekolah mereka juga bersama-sama sampai hari terakhir ujian nasional entah kenapa kebiasaan Uder ini datang yang suka menunda-nunda waktu. Endi yang sudah siap-siap ingin berangkat sekolah sedangkan Uder ini masih saja tiduran di tempat tidurnya.

Endi   : “der ayoo mandi sana kita berangkat sekolahnya hari ini terakhir ujian kita, lebih baik kita mendahului waktu yang ditetukan dari pada kita menunggu waktu”
Uder  : “ iya kak, kaka saja duluan berangkatnya sebentar lagi aku juga berangkat kak”

Ketika dalam perjalanan ia menuju sekolah entah kenapa motornya ini tiba-tiba berhenti ternyata motor Uder mogok padahal ujian nasional sudah mulai, ia segera bergegas secepat-cepatnya mencari kerusakan motor itu ternyata ia lupa mengisikan minyak motor itu lalu mendorong motor sambil mencari tempat penjualan minyak, sesampai diwarung minyak.

Uder            : “ mas-mas minyaknya 2 liter !”
Pedagang      :  “iya de sebentar .”

Uder melihat jam tangan ternyata sudah telat 30 menit, ia segera bergegas melanjutkan perjalanan lagi tidak lama entah hari itu hari sial Uder rantai motor yang ditunggangi putus, ia pun mulai panik lalu mendorong motor mencari bengkel sesampai dibengkel dia melihat jam ternyata 50 menit sudah ujian nasional lewat.

Lama-lama menunggu motor yang sementara di perbaikan dia lalu meninggalkan motornya di bengkel dan langsung untuk mencari mobil angkutan kota, entah kenapa mobil angkutan kota ini tidak lewat-lewat juga sedangkan ujian nasional sudah hampir habis dan dia pun nekat untuk jalan kaki kesekolahnya karena ujian nasional ini ibarat hidup matinya dan masa depan Uder, setelah berjalan beberapa langkah alam ternyata kurang bersahabat dalam perjalanan ke sekolahnya ia kehujanan dan basah kuyub sampai didepan gerbang sekolah ternyata ujian terakhir yang sisa satu mata pelajaran itu habis.

Uder merasa apa yang dialami ini adalah  mimpi tapi kenyataannya lain memang apa yang dilalui selama ini adalah benar adanya, ia pulang dengan raut wajah sedih dengan penuh dengan penyeselan dan mengingat pengumuman bahwa ujian tahun ini tidak diadakan ujian susulan.

Sebulan kemudian waktu pengumuman kelulusan tiba uder berharap dia bisa lulus walau besar kemungkinan dia tidak akan lulus. Pembagian amplok kelulusan diterima Uder dengan rasa bersalah ia membuka amplok yang tertulis Tidak Lulus, rasa kecewanya dengan dirinya sendiri tak terbendung penyesalan yang selalu menghantui benak pikirannya.

Dari pengalaman Uder inilah ia belajar akan lebih penting dan berharganya sebuah waktu, karena waktu itu tak bisa di ulang dan ia tidak lagi menyiayiakan waktunya, sedikitpun waktu berlalu akan menjadi sejarah dan cerita, walaupun isi dari cerita itu sejarah kebaikan kita atau keburukan kita, jadi isi lah waktu kita dengan kisah-kisah yang menjadi sejarah terbaik dalam hidup kita semua, jangan sampai cerita uder ini kita alami. hahahaa

Penulis : Risyando Abe Isar

Ragam Pemerolehan Bahasa




    Sekarang perlu diketahui ragam atau jenis – jenis pemerolehan bahasa. Tarigan ( 1988) menjelaskan bahwa ragam permerolehan bahasa dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang:
1.      berdasarkan bentuk ;
2.      berdasarkan urutan;
3.      berdasarkan jumlah;
4.      berdasarkan media;
5.      berdasarkan keaslian.
Pemerolehan bahasa jika ditinjau dari segi bentuk adalah:
1.      pemerolehan bahasa pertama atau first language acquisition;
2.      pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisition
3.      pemerolehan ulang atau re – acquisition.
Pemerolehan bahasa berdasarkan urutan:
1.      Pemerolehan bahasa pertama ataufirs language acquisition;
2.      pemerolehan bahasa kedua atau second language acquisition.
Pemerolehan bahasa ditinjau dari segi jumlah:
1.      pemerolehan satu bahasa atau monolingual acquisition;
2.      pemerolehan dua bahasa atau bilingual acquisition.
Pemerolehan bahasa ditinjau dari segi media:
1.      pemerolehan bahasa lisan atau oral language (speech) acquisition;
2.      pemerolehan bahasa tulis atau written language acquisition.
Pemerolehan bahasa ditinjau dari segi keaslian atau keasingan:
1.      permerolehan bahasa asli atau native language acquisition;
2.      permerolehan bahasa asing atau foreign language acquisition.
     Bila ditinjau dari segi keserentakan atau keberurutan  (khususnya bagi pemerolehan dua bahasa , pemerolehan bahasa terbagi menjadi berikut.
1.      pemerolehan dua bahasa serentak atau simultaneous acquisition;
2.      pemerolehan dua bahasa berurutan atau successive acquisition.



Daftar Pustaka

Iskandarwassid. Dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.
       Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
       dengan PT Remaja Rosdakarya
 


Wednesday, October 29, 2014

Pengertian Pemeroleh Bahasa



     Pemerolehan bahasa di artikan sebagai periode seorang individu memperoleh bahasa atau kosakata baru.Kapan periode itu berlangsung? Dapat dikatakan hampir sepanjang masa. namun,selama ini  pemahaman masyarakat tentang pemerolehan bahasa lebih tercurah pada masyarakat usia dini atau masyarakat yang belajar bahasa asing.
     Pemerolehan bahasa sanga banyak di tentukan oleh interaksi rumit antara aspek-aspek kematangan biologis ,kognitif,dan social.Slobin (dalam Tarigan,1988) mengemukakan bahwa setiap pendekatan modern terhadap pemerolehan bahsa akan menghadapi kenyataan bahwa bahasa di bangun sejak semula oleh anak,memanfaatkan aneka kapasitas bawaan sejak lahir yang beraneka ragam dalam interaksinya dengan pengalaman-pengalaman dunia fisik dan social.
     Dengan demikian,apa sesungguh nya pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba,tanpa disadari.kebebasan bahasa mulai sekitar usia satu tahun di saat anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi liguistik untuk mencapai aneka tujuan social mereka.Pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan gradual yang muncul dari masyarakat melalui proses yang panjang.Artinya,proses peniruan terjadi kepada siapa saja,di mana saja,dan kapan saja.
     Berkaitan dengan pemerolehan bahasa ,setidak nya anak-anak memperoleh dan mempelajari paling sedikit Satu bahasa ,kecuali anak-anak yang secara fisik mengalami gangguan aau cacat.Menurut para ahli ,anak akan mencapai tingkat penguasaan
     Bahasa orang dewasa dalam waktu kurang lebih 25 tahun .selanjut nya,anak selalu berusaha menyempurnakan pemerolehan dengan menambah penguasaan kosakata,mempertajam pemahaman akan tatabahasa,dan hal-hal lain yang menyangkut seluk-beluk bahasa ini.
     Untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa seseorang,dalam hal ini anak,berikut ini akan di ketengah kan tahap-tahap perkembangan itu secara kronologis oleh Mackey(1965).
Umur 3 bulan
Anak mulai mengenal suara manusia ingatan yang sederhana mungkin sudah ada,tetapi         belum tampak.Segala sesuatu masih terkait dengan apa yang di lihat nya;koordinasi antara  pengertian dan apa yang di ucapkan belum jelas.Anak mulai tersenyum dan mulai membuat suara-suara yang belum teratur.
Umur 6 bulan
Anak sudah mulai bias membedakan antara nada yang”halus” dan nada yang”kasar”.Dia mulai membuat vocal seperti “aEEEaEEEEaEEaEE”.
Umur 9 bulan
Anak mulai bereaksi terhadap isyarat .dia mulai mengucapkan bermacam-macam suara dan tidak jarang kita bias mendengar kombinasi suara yan menurut orang dewasa suara yang aneh.
Umur 12 bulan
Anak mulai membuat reaksi erhadap perintah .dia gemar mengeluarkan suara-suara dan bisa diamati ,adanya beberapa kata tertentu yang di ucapkannya untuk mendapatkan sesuatu.
Umur 18 bulan
Anak mulai mengikuti petunjuk.kosakata nya sudah mencapai sekitar dua puluhan.dalam tahap ini komunikasi dengan menggunakan bahasa sudah mulai tampak.kalimat dengan satu kata sudah di gantinya dengan kalimat dengan dua kata.
Umur 2 – 3 tahun
Anak sudah bisa memahami pertanyaan dan perintah sederhana. Kosakatanya ( baik yang pasif maupun yang aktif) sudah mencapai beberapa ratus. Anak sudah bisa mwngutarakan isi hatinya dengan kalimat sederhana.
Umur 4 – 5 tahun
Pemahaman anak makin mantap, walaupun masih sering bingung dalam hal – hal yang menyangkut waktu (konsep waktu belum bisa dipahaminya dengan jelas). Kosakata aktif bisa mencapai dua ribuan, sedangkan yang  pasif sudah makin banyak jumlahnya. Anak mulai belajar berhitung dan kalimat – kalimat yang agak rumit mulai digunakannya.
Umur 6 – 8 tahun
Tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa dipakai orang dewasa sehari – hari. Mulai belajar membaca dan aktivitas ini dengan sendirinya menambah perbendaharaan katanya. Mulai membiasakan diri dangen pola kalimat yang agak rumit dan B1 pada dasarnya sudah dikuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.




Daftar Pustaka

Iskandarwassid. Dan Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa.
       Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
       dengan PT Remaja Rosdakarya

Tuesday, October 28, 2014

Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa


 Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa
     Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusu. Didalam proses pembelajaran guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Salah satu unsure dalam stategi pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian dan metode mengajar bila anda akan membimbing peserta didik dalam belajar maka anda perlu mengenal dan menguasai teknik penyajian. Memang ada teknik menyajian yang perlu dikolaborasikan dengan teknik penyajian lainnya.
     Pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efisien apabila didukung dengan kemahiran guru mengatur strategi pembelajaran. Cara guru mengatur strategi pembelajaran sangat berpengaruh kepada cara peserta didik belajar. Dalam penyajian materi pembelajaran anda jangan terpaku dalam satu teknik saja.
     Anda perlu mengetahui cirri metode mengajar yang baik, yaitu :
1.   Mengundang rasa ingin tau peserta didik;
2.   Menantang peserta didik untuk belajar;
3.   Mengaktifkan metal, fisik dan psikis peserta didik;
4.   Memudahkan guru;
5.   Mengembangkan kreativitas peserta didik; dan
6.   Mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari


     Beberapa metode yang perlu dikuasai guru dalam mengatur strategi pembelajaran bahasa, yaitu :
1.   Diskusi
2.   Inkuiri
3.   Sosiodrama
4.   Tanya jawab
5.   Penugasan
6.   Latihan
7.   Bercerita


Daftar Pustaka

Santosa, P. (2003). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
       Jakarta : Universitas Terbuka

Pengertian Strategi belajar



   
  Strategi belajar dan tipe belajar merupakan bidang garapan yang kini banyak menarik minat para pengaji pembelajaran bahasa kedua. Strategi belajar dipersepsikan dan diartikan berbeda-beda. Ada yang menggambarkan strategi belajar sebagai sifat, tingkah laku yang tidak teramati, atau langkah nyata yang dapat diamati (Huda, 1999). Dari segi ruang lingkupnya, sebagai ahli beranggapan bahwa strategi belajar hanya mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan proses internalisasi sistwm bahasa; namun ada sebagian yang beranggap bahwa strategi belajar juga mencangkup proses pemakayan bahasa untuk berkomunikasi.
     Hakikat strategi pembelajaran oleh mujiono (1992) diartikan sebagai berikut.
     “Kegiatan pengajaran untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dan komponen pembentuk sistem instruksional, di mana untuk itu pengajar menggunakan siasat tertentu. Karena sistem intruksional merupakan suatu kegiatan, maka pemikiran dan pengupayaan  pengkonsistensi aspek-aspek komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga saat dilaksanakan. Hal ini disasarkan pada pemikiran bahwa suatu rancangan tidak selalu tepat pada saat dilakukan. Dengan demikian, strategi pembelajaran memiliki dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi perencangan. Kedua, strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan.”

     Pengertian strategi pembelajaran yang agak berbeda dengan pendapat mujiono dekemukakan oleh Zaini dan Bahri (2003):
     “Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat stratgi dasar dalam pembelajaran, yaitu mengidentifikasikan apa yang diharapkan, memilih sistem pendekatan, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.”



Daftar Pustaka

Santosa, P. (2003). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
       Jakarta : Universitas Terbuka