Disebuah
desa yang berada di wilayah Kalimantan Tengah kabupaten Pulang Pisau kecamatan
Banama Tingang yaitu desa Kasali Baru yang desanya terletak dipinggiran sungai
Kahayan disini tempat lahir dan tinggalnya Uder dan Endi sewaktu kecil, mereka
berdua adalah anak yang ceria memiliki sifat dan kebiasaan yang sangat berbeda,
yang satunya rajin cepat dan tanggap sedangkan yang satu berbanding terbalik
dengan kakanya.
Pendek
cerita Uder dan Endi sekarang sudah beranjak sekolah, SMA di Kota Palangka Raya,
yaitu sama-sama kelas tiga. Pada suatu hari Uder dan Endi berangkat ke sekolah, Subuh-subuh Endi sudah bangun, dengan rutinitas menyiapkan sarapan, menyetrika baju seragam sekolah, dan membersihkan rumah, sedangkan uder, jangan ditanya lagi kebiasaanya adalah tidak bisa bangun pagi-pagi, alias masih ngorok saat kakanya beraktivitas pagi-pagi hari, lalu kakanya pun membangunkan uder.
Endi :
“der .. der.. bangun-bangun sudah pagi cepat mandi nanti kamu telat
lagi berangkat sekolahnya !”
Uder :
“ iya-iya sebentar, aku cepat juga kok sampainya, gak mungkin terlambat lagi !”
Endi :
“Iya sudah kaka duluan berangkat sekolahnya, jangan lupa makan didapur kaka ada
masak telor dadar “
Endi
berangkat sekolah, sesampai di sekolah Endi bertemu dengan teman-temannya dan
belajar seperti biasa, sedangkan Uder ini baru bangun dan tergesa-gesa
berangkat sekolah makan pun tidak sempat lagi, sesampai di sekolah, di depan
gerbang Uder bukanya bertemu teman-temannya yang bukan lain adalah satpam
sekolah, ini bukan pertama kali Uder terlambat sekolah hampir setiap hari ia
ini selalu terlambat akibatnya setiap pelajaran pertama dia tertinggal
pembelajaran, beginilah setiap harinya Uder.
Ujian
Nasional pun telah tiba Uder mulai menghilangkan kebiasaan buruk yang selalu
menunda-nunda kan waktu, namanya kebiasaan tidak langsung hilang melainkan
perlu suatu proses, karena kebiasaan itu sukar untuk dihilangkan.
Hari pertama
ujian nasional Uder dan kakanya Endi bersemangat mereka pun bangun pagi-pagi
dan sambil belajar bersama, berangkat sekolah mereka juga bersama-sama sampai
hari terakhir ujian nasional entah kenapa kebiasaan Uder ini datang yang suka
menunda-nunda waktu. Endi yang sudah siap-siap ingin berangkat sekolah
sedangkan Uder ini masih saja tiduran di tempat tidurnya.
Endi :
“der ayoo mandi sana kita berangkat sekolahnya hari ini terakhir ujian kita,
lebih baik kita mendahului waktu yang ditetukan dari pada kita menunggu waktu”
Uder :
“ iya kak, kaka saja duluan berangkatnya sebentar lagi aku juga berangkat kak”
Ketika dalam
perjalanan ia menuju sekolah entah kenapa motornya ini tiba-tiba berhenti
ternyata motor Uder mogok padahal ujian nasional sudah mulai, ia segera
bergegas secepat-cepatnya mencari kerusakan motor itu ternyata ia lupa
mengisikan minyak motor itu lalu mendorong motor sambil mencari tempat
penjualan minyak, sesampai diwarung minyak.
Uder :
“ mas-mas minyaknya 2 liter !”
Pedagang : “iya
de sebentar .”
Uder melihat
jam tangan ternyata sudah telat 30 menit, ia segera bergegas melanjutkan
perjalanan lagi tidak lama entah hari itu hari sial Uder rantai motor yang
ditunggangi putus, ia pun mulai panik lalu mendorong motor mencari bengkel
sesampai dibengkel dia melihat jam ternyata 50 menit sudah ujian nasional
lewat.
Lama-lama
menunggu motor yang sementara di perbaikan dia lalu meninggalkan motornya di
bengkel dan langsung untuk mencari mobil angkutan kota, entah kenapa mobil
angkutan kota ini tidak lewat-lewat juga sedangkan ujian nasional sudah hampir
habis dan dia pun nekat untuk jalan kaki kesekolahnya karena ujian nasional ini
ibarat hidup matinya dan masa depan Uder, setelah berjalan beberapa langkah
alam ternyata kurang bersahabat dalam perjalanan ke sekolahnya ia kehujanan dan
basah kuyub sampai didepan gerbang sekolah ternyata ujian terakhir yang sisa
satu mata pelajaran itu habis.
Uder merasa
apa yang dialami ini adalah mimpi tapi kenyataannya lain memang apa
yang dilalui selama ini adalah benar adanya, ia pulang dengan raut wajah sedih
dengan penuh dengan penyeselan dan mengingat pengumuman bahwa ujian tahun ini
tidak diadakan ujian susulan.
Sebulan
kemudian waktu pengumuman kelulusan tiba uder berharap dia bisa lulus walau
besar kemungkinan dia tidak akan lulus. Pembagian amplok kelulusan diterima
Uder dengan rasa bersalah ia membuka amplok yang tertulis Tidak Lulus, rasa
kecewanya dengan dirinya sendiri tak terbendung penyesalan yang selalu
menghantui benak pikirannya.
Dari
pengalaman Uder inilah ia belajar akan lebih penting dan berharganya sebuah
waktu, karena waktu itu tak bisa di ulang dan ia tidak lagi menyiayiakan
waktunya, sedikitpun waktu berlalu akan menjadi sejarah dan cerita, walaupun
isi dari cerita itu sejarah kebaikan kita atau keburukan kita, jadi isi lah
waktu kita dengan kisah-kisah yang menjadi sejarah terbaik dalam hidup kita
semua, jangan sampai cerita uder ini kita alami. hahahaa
Penulis :
Risyando Abe Isar