1. Bahasa dan Tata Tulis
Bahasa dan
tata tulis untuk
skripsi meliputi ketentuan
tentang bahasa, pengetikan, dan
cara penulisan. Secara umum ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa
Indonesia baku dengan
menggunakan kalimat efektif.
Tata cara penulisan mengikuti
aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Penulisan
skripsi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Pengetikan
1)
Kertas
dan Ukuran
Skripsi diketik
pada kertas berwarna putih, berukuran kuarto A4 (21,5 cm x 29,7 cm), dengan
berat 70 mili gram.
2) Sampul
Sampul luar
menggunakan karton tebal
warna kuning dan
dilapisi plastik bening. Tulisan
pada sampul luar menggunakan huruf berwarna hitam.
3)
Spasi
Pengetikan
Untuk
penulisan skripsi, jarak
antar baris adalah
dua spasi. Khusus
untuk judul tabel dan
judul gambar yang
terdiri atas dua
baris atau lebih,
jarak antar baris adalah
satu spasi. Pada
daftar pustaka jarak
antar baris dalam satu
sumber pustaka adalah
satu spasi, dan
jarak antar sumber
pustaka adalah dua spasi.
4)
Batas
Tepi Pengetikan Naskah
Batas tepi pengetikan naskah ditentukan
sebagai berikut:
Tepi atas : 4 cm Tepi kiri : 4 cm
Tepi bawah :
3 cm Tepi kanan : 3 cm
5)
Pengetikan
Alinea Baru
Pengetikan alinea baru
dimulai pada ketukan keenam dari tepi kiri.
6)
Pengetikan
Bab, Subbab, dan Anak Subbab
a)
Nama
dan judul bab diketik dengan huruf kapital dengan jarak 4 cm dari tepi atas.
Nomor urut bab
ditulis dengan huruf
Romawi dan ditulis
di tengah-tengah antara tepi
kiri dan tepi
kanan (centering) di
atas judul bab.
b)
Pengetikan
judul subbab dan nomor subbab dimulai dari tepi kiri. Huruf awal setiap kata
dalam judul subbab ditulis dengan huruf
kapital kecuali kata tugas. Nomor subbab ditulis dengan menggunakan huruf
kapital (A, B, C, dst.)
c)
Pengetikan
judul anak subbab dimulai dari tepi
kiri. Huruf awal setiap kata
dalam judul anak subbab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas.
7)
Penggunaan
Huruf
Naskah
diketik komputer dan
dicetak dengan menggunakan
printer DeskJet atau Laserjet, dengan menggunakan pilihan tipe huruf/
font :
a)
Time
New Roman 12 karakter/inci dengan jarak baris 2 spasi, atau
b)
Tahoma/Arial
11 karakter/inci dengan jarak baris 2 spasi.
b.
Cara
Penulisan
1)
Penomoran
Halaman
Nomor
halaman diletakkan di
sebelah kanan atas,
dua spasi di
atas baris pertama teks,
kecuali nomor halaman
yang memuat judul
bab nomor halaman ditulis di
sebelah tengah bawah dua spasi di bawah baris terakhir. Nomor halaman
ditulis dengan angka,
dimulai dari bab
pendahuluan. Halaman-halaman sebelumnya, seperti halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar menggunakan angka Romawi
kecil.
2)
Huruf
Miring (italic)
Huruf
miring dalam bagian
isi skripsi hanya
digunakan untuk kata-kata asing atau
bahasa asing. Penggunaan
huruf miring dalam
penulisan daftar pustaka,
mengikuti aturan tersendiri.
Contoh: Penggunaan metode quantum
learning dalam pembelajaran...
3)
Penyajian
Tabel dan Gambar
a)
Tabel
i. Nomor
tabel diletakkan di
tengah antara tepi
kiri dan tepi
kanan (centering), kemudian diikuti dengan judul tabel, ditulis di
bawahnya dengan jarak satu spasi.
ii. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab,
berurutan, tanpa memandang dalam bab mana tabel disajikan.
iii. Tabel
dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tabel
dalam teks dan tabel
dalam lampiran. Tabel
dalam lampiran diberi
nomor dengan urutan tersendiri,
dimulai dengan nomor l.
iv. Penyajian tabel sedapat mungkin dalam
satu halaman.
v. Tulisan
"Tabel”, nomor tabel,
dan judul tabel
dicantumkan di atas tabel yang bersangkutan.
b)
Gambar
Pengetikan gambar (foto, grafik,
diagram, peta, bagan, skema, dan objek lain yang sejenis dengan itu), mengikuti ketentuan sebagai berikut.
i. Tulisan
"Gambar", nomor gambar
dan judul gambar
diletakkan di bawah gambar, di
tengah antara tepi kiri dan kanan (centering).
ii. Nomor
gambar ditulis dengan
angka Arab, ditulis
secara berurutan tanpa memandang
dalam bab mana gambar disajikan.
iii. Gambar
harus disajikan dalam
satu halaman (tidak
boleh dipenggal menjadi dua
halaman atau lebih).
4)
Pengutipan
a)
Cara
menulis Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis sama persis
dengan yang tertulis di dalam sumber aslinya,
baik mengenai bahasa
maupun ejaan. Kutipan
yang terdiri dari empat baris atau lebih diketik satu
spasi, dimulai lima ketukan dari tepi kiri. Kutipan langsung
yang panjangnya kurang
dari empat baris
dimasukan ke dalam teks, diketik
seperti ketikan teks, diawali dan
diakhiri dengan tanda petik (”). Apabila
pengutip memandang perlu
menghilangkan beberapa bagian
kalimat, pada bagian itu diberi ellipses (tiga titik berderet). Apabila
pengutip bermaksud memberikan penjelasan atau menggaris bawahi bagian yang dianggap
penting, pengutip harus
memberi keterangan. Keterangan tersebut berada
di antara tanda
kurung, misalnya (garis
bawah dari pengutip).
b)
Cara
Menulis Sumber Kutipan Langsung
Sumber
kutipan langsung ditulis
dengan menyebutkan nama
pengarang (untuk orang asing
hanya nama keluarga,
dan untuk orang
Indonesia disesuaikan dengan kebiasaan),
tahun terbit, dan
nomor halaman yang dikutip. Contoh (Sujana, 1997:12)
c)
Cara
Menulis Sumber Kutipan tidak Langsung
Kutipan
tidak langsung adalah
kutipan yang tidak
sama persis dengan aslinya. Kalimat
kutipan disusun sendiri
oleh pengutip atau
oleh penulis. Kutipan tersebut
ditulis dengan spasi rangkap sama seperti teksnya.
d)
Cara
Menulis Sumber Kutipan Tidak Langsung
Sumber
kutipan tidak langsung
ditulis dengan menyebutkan
nama pengarang dan tahun terbit, tanpa menyebutkan halaman. Contoh :
menurut Hamalik (1995), belajar adalah ..............
e)
Cara
Menulis Sumber Kedua (Sumber dari sumber)
Sumber
kutipan tidak langsung
ditulis dengan menyebut
nama pengarang, tahun terbit, dan
sumber kedua itu. Contoh: Menurut Dixon
(Hamalik, 1995:98) ”,.......................”, tanpa
frase " yang dikutip oleh".
f)
Cara
Menulis Sumber Kutipan dari Internet
Sumber kutipan dari internet dapat
berupa kutipan langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya rujukan dari
internet sama dengan sumber berupa buku.
Untuk kutipan langsung,
sumber kutipan ditulis
dengan urutan sebagai berikut
nama pengarang, alamat
web, waktu download.
Contoh :Burka
(http://www.utopia.com/talent/ipb/essay : 12 Juli 2008)
g)
Menulis
Sumber Kutipan Lebih dari Satu Pengarang
Sumber
kutipan yang ditulis
oleh dua pengarang,
ditulis dengan mencantumkan nama
semua pengarang. Sedangkan jika pengarangnya lebih dari dua orang, maka yang
ditulis hanya nama pengarang pertama kemudian ditambah kata dkk. Contoh : Bulkani dan Sonedi (2005 : 15).
Ramli, dkk (2007 : 32)
h)
Penulisan
Daftar Pustaka.
Penulisan daftar pustaka menganut sistem
APA (Publication Manual of the American
Psychological Association, Fifth
Edition, 2002), dengan
sedikit perubahan. Perubahan dari
gaya APA adalah
(1) Untuk penulisan
nama penulis atau pengarang
yang lebih dari
seorang, (2) untuk
penulis pustaka hasil
penerjemahan, (3) untuk penulisan pustaka hasil penyuntingan, dan (4)
untuk penulisan nama
penulis yang berjumlah
lebih dari tiga
orang. Pada skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UM Palangkaraya, jika penulis
atau pengarang lebih
dari satu orang,
antara nama penulis
atau pengarang terakhir dan
penulis atau pengarang
sebelumnya dihubungkan dengan
tanda ’&’, bukan kata ’dan’, bukan pula kata ’and’. Menurut gaya APA, istilah ’dkk’ dalam daftar
pustaka hanya digunakan jika penulis atau pengarang berjumlah
lebih dari enam
orang. Untuk daftar
pustaka pada skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Palangkaraya, istilah "dkk' digunakan
jika penulis atau
pengarang berjumlah lebih
dari dua orang. Penulisan
daftar pustaka yang
berwujud buku mengikuti
urutan; nama pengarang, tahun
terbit, nama buku,
tempat penerbitan, dan
nama penerbit. Penulisan nama
pengarang diawali dengan
nama keluarga pengarang
(jika ada). Inisial
diakhiri dengan titik
(.). Apabila pengarang tidak
mempunyai nama keluarga, penulisan nama pengarang menurut nama yang sudah
dikenal atau menurut kebiasaan. Apabila pemilik nama tersebut berperan sebagai
penyunting buku, di belakang nama di beri tanda (Ed.) jika seorang diri
atau (Eds.) jika
lebih dari seorang.
Penggunaan catatan kaki (footnote) untuk menyebut sumber tidak
diperkenankan. Untuk sumber pustaka
dari internet, urutan
pengetikannya adalah : nama pengarang, waktu download, judul artikel, alamat web.
c.
Contoh
Penulisan Pustaka dalam Daftar Pustaka
Masing-masing bagian
dipisahkan dengan tanda
titik (.) kecuali
kota dan penerbit dipisahkan
dengan tanda titik dua (:).
1)
Artikel
jurnal, seorang pengarang
Darlan,
S. (2004). Peran
Orangtua dalam Membentuk
Kemandirian Belajar Anak Usia Sekolah Dasar. Anterior Jurnal, 3,23-26.
2)
Artikel
jurnal, dua orang pengarang
Bulkani,
& Fatchurahman, M.
(2002). Persepsi Mahasiswa
terhadap Kinerja dan Perilaku
Dosen di Lingkungan
FKIP Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya. Anterior Jurnal, 1, 34-38.
3)
Artikel
jurnal, lebih dari dua orang pengarang
Sabur, dkk. (2002).
Persepsi Dosen terhadap
Kinerja dan Perilaku Mahasiswa di
Lingkungan FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Anterior
Jurnal, 1, 45-52.
4)
Buku
diterbitkan oleh lembaga pemerintah, tanpa nama pengarang
Departemen Pendidikan Nasional.
(2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Balai
Pustaka, Tim Penulis.
5)
Buku
terjemahan
Laplace, P.S. (1951). Karangan Filosofis
tentang Peluang. (Terjemahan Anton
Simbolon & Bachrun
Nasution). New York:
Dover. (Buku asli diterbitkan tahun 1814)
6)
Makalah
yang disajikan dalam suatu seminar atau konferensi
Zamroni.
(2002). Pengajaran Ilmu-ilmu
Sosial dalam Era
Globalisasi. Makalah disajikan dalam Seminar Pengajaran Pendidikan ilmu
Sosial, di Universitas Negeri Yogyakarta.
d.
Cara Menulis
Nama Penulis atau
Pengarang Indonesia dalam
Daftar Pustaka
1)
Jika penulis
atau pengarang adalah
orang Indonesia, atau
dianggap Indonesia, yang namanya
terdiri atas lebih
dari satu bagian,
dan bagian akhir merupakan
nama marga, atau
diduga merupakan nama
marga, maka penulisannya dalam
Daftar Pustaka dilakukan
seperti penulisan nama orang
barat.
Contoh: Nama Heri Gunawan Nasution
ditulis Nasution, H.G., di dalam Daftar Pustaka di tulis Nasution, H.G.,
sebagai berikut: Nasution, H.G., (1999),
Kurikulum dan Pembelajaran,
Bandung: Sinar Baru.
2)
Jika penulis
atau pengarang adalah
orang Indonesia, atau
diduga merupakan orang Indonesia,
yang namanya terdiri
atas lebih dari
satu bagian, dan telah mencantumkan namanya di dalam suatu daftar
pustaka, maka cara penulisan
nama orang itu
mengikuti urutan yang
telah digunakan olehnya.
Contoh :
Nama
Nana Sudjana, di
dalam Daftar Pustaka
ditulis Sudjana, N.,
sebagai berikut:
Sudjana,
N. (1999). Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung:
Sinar Baru.
Jika
tidak terdapat bukti
atau keyakinan terhadap
penggunaan nama
pengarang secara singkat, maka sebaiknya
ditulis lengkap.
Contoh :
Nama
Suharsimi Arikunto, di
dalam Daftar Pustaka
ditulis sebagai
berikut :
Suharsimi Arikunto.
(2004). Evaluasi Pendidika.
Surabaya : Usaha
Nasional.
Nama
untuk dua orang
pengarang Nana Sudjana
dan Ibrahim di
dalam
Daftar Pustaka ditulis Sudjana, N.,
& Ibrahim. Sebagai berikut.
Sudjana,
N., & Ibrahim.
(2000). Penelitian dan
Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Lebih Lengkap Isi Blog Klik Disini
Baca Juga:
No comments:
Post a Comment