Wednesday, August 16, 2017

Memilih Sampel dengan Teknik Nonprobabilitas


Baca juga: Desain Pemenang Sayembara Monumen Bundaran Besar Palangka Raya

Pada keadaan tentetu, sering kali seorang peneliti menemui situasi bahwa syarat-syarat yang berlaku dalam teknik probabilitas tidak dapat dipenuhi. Sebagai contoh, jumlah responden terlalu kecil, jumlah populasi tidak diketahui secara pasti, dan penelitian tidak tertarik dengan jumlah populasi tersebut. Untuk itu teknik kedua, yaitu teknik Nonprobabilitas dapat digunakan. Teknik nonprobabilitas ini cara pengambilan sampel pada prinsipnya menggunakan pertimbanga tertentu yang digunakan oleh si peneliti. Ada empat macam teknik memilih sampel yang termasuk teknik nonprobabilitas. Keempat teknik tersebut, yaitu Accidental, Purposive, quota, dan snowball yang akan dibahas seperti berikut.
1.      Teknik memilih sampel secara kebetulan
Teknik memilih sampel yang pertama adalah memilih secara kebetulan atau accidental sampling. Teknik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti, memamng dengan sengaja memilih sampel kepada siapa pun yang ditemuinya atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang ditentukan. Sebagai contoh, seorang peneliti berdiri dipintu gerbang utama kampus, dan menanyai pada setiap mahasiswa yang kebetulan lewat dipintu gerbang tertsebut antara jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi. Pekerjaan tersebut diulang beberapa hari dengan waktu dan tempat yang sama sampai akhirnya informasi yang dicari diraskan telah dapat dicapai untuk menjawab permasalahan penelitian yang direncanakan oleh para peneliti tersebut.
Teknik memilih dengan accidental ini keuntungan yang paling tampak adalah mudah dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan. Walaupun teknik ini juga mempunyai kelemahan, yaitu jika orang yang lewat adalah bukan mahasiswa atau orang yangh diharapkan dipilih sebagai sampel sehingga terjadi bias responden dan bias informasi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka diperlukan tindakan tambahan misalnya dengan menanyakan identitas orang yang lewat untuk meyakinkan bahwa merka adalah orang-orang yang diinginkan sebagai anggota sampel.
2.      Memilih Sampel dengan Teknik Bertujuan
Teknik memilih Sampel yang termasuk nonprobabilitas adalah memilih sampel dengan dasar bertujuan. Teknik ini juga popular disebut sebagai purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan pertimbangan professional yang dimiliki oleh si peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
Contoh memilih sampel dengan bertujuan, misalnya para peneliti memilih para pedagang tertentu untuk memperoleh informasi tentang macam-macam harga barang; seorang peneliti milih para guru SMK untuk memperoleh informasi tentang efektivitas praktik disekolah. Mereka memilih orang-orang tersebut sebagai sampel karena para peneliti mempunyai pertimbangan professional yang kuat, misalnya merekalah orang-orang yang terlibat langsung dengan interes peneliti.
3.      Memilih Sampel secara Kuota atau jatah
Memilih sampel secara kuota atau jatah sering pula disebut dengan quota sampling. Pada teknik ini para peneliti menentukan besarnya jumlah responden untuk menjadi anggota sampel. Mereka menemui dan mengambil data yang diperlukan. Sampai jumlah yang  telah dintukan dapat dicapai. Mereka belum berhenti jika jumlah kuota yang telah direncakankan belum tercapai.
Teknik sampling dengan cara kuota ini banyak digunakan dalam dunia pers, misalnya mereka ingin mendapatakan tingkat popularitas seorang pemimpin, mereka ingin mengetahui kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah dan sebagainya. Dalam kasus kewartawanan, mereka biasanya menggunakan jasa telepon atau alat-alat lainnya yang praktis untuk bertemu dan tertanya pada responde.
4.      Memilih Sampel dengan cara Getok Tular

Memilih sampel dengan cara getok tular ini sejenis dengan konsep memilih sampel dengan snowball sampling. Dikatakan getok tular karena seorang peneliti menentukan seseorang untuk menjadi anggota sampel atas dasar rekomendasi atau anjuran orang yang telah lebih dahulu menjadi sampel.contoh konsep getok tular ini diantaranya, misalnya: seorang peneliti menentukan responden A untuk ditanya dan dijadikan sumber. Setelah selesai responde A diminta untuk merekomendasi C dan D. C ditanya oleh peneliti untuk kemudian memberikan rekomendasinya pada E dan F. sedangkan resp onden D memberikan rekomendasi pada responden P dan Q. begitu seterusnya sehingga peneliti memperoleh jumlah sampel sesuai dengan yang direncanakan.

Mengapa teknik ini dikatakan sebagai snowball sampling ? jawaban yang  perlu diperhatikan diantaranya adalah, karena model tersebut mirip dengan kenyataan lajimnya dinegara-negara yang mempunyai iklim dingin. Pada musim dingin,jika kita berada diatas bukit. Dan diatas bukit digelindingkan sekepal tangan bola salju. Bola salju tersebut akan mengelending ke bawah mengikuti lereng bukit dan semakinl lama bola menggelinding bola salju tersebut akan menjadi semakin besar.
Yang perlu diperhatikan para peneliti dalam menggunakan dan memilih teknik yang ada ialah, bahwa untuk penelitian kuantitatif sebaiknya menggunakan teknik probabilitas  untuk memilih anggota sampel. Alasan yang mendukung teknik ini adalah, bahwa teknik probabilitas mempunyai prinsip random yang sangat kuat untuk mendukung proses gereralisasi hasil penelitian yang diperoleh.

Baca juga: Bundaran Membludak Umat Hindu Ikut Ramaikan Pawai Budaya

Lebih Lengkap Isi Blog Klik Disini

Baca Juga:

No comments:

Post a Comment